Boyolali, Jateng - Situs kuno yang ditemukan di Dukuh Gunung Wijil, Desa Giriroto, Ngemplak, Boyolali, diduga kuat merupakan bekas komplek bangunan candi peninggalan kebudayaan Hindu pada abad ke X. Sezaman, dengan Kerajaan Pengging Witoradyo di Boyolali dan Kerajaan Kahuripan Airlangga di Jawa Timur.
Sejarawan Museum Boyolali, R Surojo Jumat (8/4) menyatakan, sudah melihat temuan yang ada di situs tersebut bersama tim ekskavasi dari Balai Pelsetarian Cagar Budaya Jateng. Apabila melihat adanya struktur bangunan batu bata yang diperkirakan bagian kaki candi dan adanya temuan Arca Siwa Mahakala, Lingga-Yoni, maka bisa diperkirakan situs itu adalah bekas komplek candi peninggalan abad X yang digunakan sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa. Diperkirakan ada candi induk, dan candi perwara pendamping yang saling berhadapan.
“Di Boyolali, situs ini sezaman dengan Kerajaan Pengging Witoradyo dengan Raja Prabu Angling Driyo. Dan sezaman dengan Kerajaan Kahuripan Airlangga di Jawa Timur,” ucap Surojo.
Berdasarkan sejarah, Kerajaan Pengging Witoradyo termasuk wilayah Kerajaan Kediri yang meliputi daerah Madya Panjang, Pajangkungan, Salembi (kini Kecamatan Mojosongo), Walen (Simo), Samapura, Gunung Plawangan (Boyolali-Selo). Situs candi yang ada di kampung kelahiran Presiden Jokowi tersebut, ada di antara wilayah Madya Panjang dan Pajangkungan perbatasan Boyolali-Solo.
“Bila ada situs pemujaan, biasanya merupakan Wanua (desa yang dimerdekakan-red). Kami bersama BPCB akan melakukan penelitian lebih lanjut. Setelah penelitian, akan dilakukan rekontruksi di situs itu,” tambah Surojo.
Menurutnya, temuan benda cagar budaya yang diduga candi peninggalan kebudayaan HIndu pada abad ke X ini bisa melengkapi sejarah tentang kerajaan pengging. Situs dengan struktur bangunan serupa dari batu bata juga ditemukan di Pengging, yakni Makam Bodean.
Sumber: http://berita.suaramerdeka.com