Kairo, Mesir - Penampilan tarian Likok Pulo dan Rapai Geleng asal Aceh dan tarian Srikandi dari Jawa Tengah memukau ratusan pengunjung Festival Budaya Internasional ke 4 di Damanhour, Mesir, sekitar 160 km arah utara Kairo.
Tarian dari Aceh dan Jawa Tengah itu dimainkan cukup piawai oleh para mahasiswa Indonesia asal Aceh dan Jawa Tengah di Mesir.
Indonesia berpartisipasi pada Damanhour International Folklore Festival ke-4 yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan Mesir mulai Jumat (1/4/20156) hingga Kamis (7/4/2016).
Selain tim kesenian Indonesia, turut berpartisipasi pada festival itu tim kesenian sejumlah negara antara lain lain dari India, Aljazair, Sudan, Yordania, Kenya, Palestia, dan China.
Tarian Likok Pulo dan Rapai Geleng yang mengandung syair Islam mendapat perhatian ratusan pengunjung yang memadati gedung opera di Damanhour. Gedung itu dibangun pada era Raja Fuad I di tahun 1930.
Menurut Khalid Mudatsir, Ketua Tim Kesenian Aceh, mereka hanya sempat berlatih tarian Likok Pulo dalam tempo sekitar tiga minggu.
Untuk tarian Likok Pulom, penari harus berlatih dari nol karena memang mereka tidak pernah menampilkan tarian itu sebelumnya.
Tarian Rapai Geleng sudah sering dibawakan dalam berbagai event.
Sedangkan tarian Srikandi, yang dibawakan oleh mahasiswi asal Jawa Tengah, merupakan tarian kreatif yang dikolaborasi dari berbagai tarian tradisional, khususnya di Jawa.
Ikhda Khabibatur Rokhmaniyyah, salah satu penari Srikandi menyatakan, ini adalah penampilan perdana mereka. Mereka senang karena bisa langsung tampil pada event berskala internasional.
Menurut Lauti Nia Sutedja, Kordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Kairo, mahasiswa Indonesia di Mesir cukup banyak berperan dalam mempromosikan budaya Indonesia di Mesir.
Sumber: http://internasional.kompas.com