Muara Opu Tapanuli Selatan Dikembangkan jadi Daerah Tujuan Wisata

Muara Opu - Muara Opu merupakan satu-satunya desa di Kabupaten Tapanuli Selatan terletak di pesisir pantai Barat berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Penduduknya berjumlah 80 KK bermata pencaharian sebagai nelayan, sedangkan luas wilayah menurut sejarah sekira 37 km2 dan telah ada penduduknya sejak 103 tahun yang lalu. Kawasan ini sangat potensial dikembangkan menjadi tujuan wisata namun karena miskinnya sarana membuat daerah ini masih sulit berkembang.

“Wah, deburan ombaknya cukup bagus dan sangat menggoda. Kita bebas memandang ke lautan lepas tanpa ada yang menghalanginya, benar- benar menakjubkan. Kawasan ini sudah seharusnya kita kembangkan,” ujar Bupati Ongku P Hasibuan ketika turun ke desa tersebut, Jumat (11/1).

Kunjungan Bupati ke desa terisolir ini bersama Wakil Bupati Aldinz Rapolo Siregar, Dandim 0212/TS Letkol Inf Warsito, Dan Yon 123 / RW Letkol Inf Edi Hartono, Wakaden Brimob Detacemen C Tapsel AKP Binsar Aritonang, Ka. Bappeda Ir. Saulian Sabbih, Kadis PU Ir H Arwin Siregar, MM, Kadis Kanla Ir Akhmad Efendi Harahap, Kabag Humasy Drs. Batara Hasibuan dan Camat Padangsidimpuan Barat Arseh Hasibuan, S. Sos serta sejumlah wartawan.

Muara Opu yang sejak lama belum terjamah secara terarah , saat ini mulai menggeliat setelah Ongku P Hasibuan menjadi orang nomor satu di Pemkab Tapsel. Program turun kedesa (turdes) setiap akhir pekan bukan saja melihat proyek akan tetapi untuk melihat langsung kehidupan masyarakat di desa-desa terpencil.

Walaupun harus berjalan kaki melintasi hutan karena ketiadaan insfrastruktur bukanlah menjadi halangan. Tidak terkecuali ke Muara Opu tersebut. Saat berangkat ke desa ini bupati masih bisa menggunakan sepeda motor dan sebagian rombongan menggunakan spead boad, namun ketika ingin pulang bupati dan rombongan terpaksa jalan kaki beberapa jam menelusuri hutan karena jalan pantai sudah tertutup air laut pasang naik dan ombak lautan hindia mulai bergemuruh dan kian besar.

Jarak antara Kecamatan Batangtoru dengan Muara Opu tersebut hanya sekitar 30-an kilometer, akan tetapi waktu yang dibutuhkan mencapai 4 jam. Perjalanan agar tembus ke desa dimaksud, itupun mesti menggunakan mobil gerdan dua. Perjalanan yang cukup melelahkan memang namun mengasyikkan juga karena disisi kiri dan kanan jalan mulai tampak perkebunan kelapa sawit milik perusahaan swasta maupun milik masyarakat serta lahan pertanian yang berbatas dengan hutan.

Pantai Muara Opu memiliki pasir putih dan bersih serta kelihatan asri,sampai saat ini belum dimanfaatkan untuk peningkatan perekonomian masyarakat. Masyarakat disana cukup ramah dan sangat familiar. Bahasa sehari-hari warga mengunakan dialek melayu pesisir. Hal itu dibuktikan saat kunjungan bupati, para ibu- ibu secara suka rela menanak nasi dan memasak lauk untuk tamu yang datang. Kepada bupati dan rombongan disuguhkan ikan bakar ukuran jumbo hasil tangkapan penduduk dari laut dengan bumbu seadanya namun cukup nikmat juga makannya.

Kunjungan bupati dan rombongan yang tanpa pemberitahuan sebelumnya membuat masyarakat terharu dan penuh antusias. Saat berdialog dengan penduduk setempat, Bupati Ongku P Hasibuan berpesan agar masyarakat terus rajin bekerja, menjaga kekompakan, dan jangan mau di pecah belah oleh pihak luar dan kedamaian di desa ini harus tetap di bina.

Sesuai rencana bahwa tahun 2008 Dinas Tarukim Tapsel merencanakan akan membangun rumah untuk 80 KK, MCK, Mesjid, untuk peningkatan kesejahteraan warga desa pesisir pantai tersebut. Agar akses kedesa ini bisa terbuka, Pemkab Tapsel juga sedang membangun jalan darat dari Ampolu ke Muara Opu sepanjang 16 Km bila jalan sudah terbuka, pendapatan masyarakat akan meningkat.

Bupati juga meminta masyarakat agar mendukung pembangunan di kawasan ini, karena dengan adanya investor swasta akan lebih cepat berkembang. Mengenai kepemilikan lahan harus jelas dan jangan ada klaim-mengklaim kepemilikan status tanah, ujar Ongku. Selain untuk pengembangan pariwisata di Muara Opu sedang berkembang pembukaan perkebunan. Dan akan dibuka pelabuhan laut yang lebih maju.

Kades Muara Upu Isar Harahap mengatakan, desa mereka sudah dihuni penduduk sekitar 103 tahun lalu, terletak di pesisir pantai barat, tepatnya dipantai lepas Samudera yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Mandailing Natal. Muara Opu di apit samudra hindia dan Sungai Aek Muara Opu. Bentuknya memanjang, lebar hanya sekitar 300 meter. Melihat abrasi pantai menjadi ancaman yang harus segera diatasi, sehingga desa itu tidak hilang dihantam ombak lautan tersebut.

Pemandangan mengasyikkan sesaat ingin kembali dari Muara Opu yaitu ketika menikmati detik- detik menjelang sang surya kembali ke peraduan. Pemandangan indah tampak bagai Aurora dimana seluit merah jingga memancar di kejauhan. Jika ingin menikmati pemandangan seperti itu, silahkan datang ke Muara Opu.

Sumber: Sinar Indonesia Baru (28 Januari 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts