London, Inggris - KBRI Athena bekerja sama dengan Sekolah Seni terkemuka di Yunani "Athens School of Fine Art" menggelar pelatihan membatik yang diikuti 75 mahasiswa di perguruan tinggi terkemuka itu.
Para mahasiswa Athena itu dengan asyiknya belajar melukis motif batik dengan mengunakan canting di atas selembar kain, demikian keterangan pers dari Sekretaris Pertama KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti kepada ANTARA London, Rabu.
Pelatihan yang dilakukan merupakan acara pembuka dari rangkaian kegiatan "Batik Diplomacy", terselenggara dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Batik Diplomacy selain pelatihan membatik untuk mahasiswa juga workshop membatik untuk kalangan Women International Club di Athena yang akan diakhiri dengan peragaan busana batik dan angklung interaktif di hotel Divani Caravel, Athena, Kamis (7/4).
Duta Besar RI untuk Yunani Ahmad Rusdi menyampaikan bahwa KBRI Athena memandang penting pelaksanaan pelatihan batik mengingat Batik Indonesia, yang ditetapkan masuk dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia Oktober 2009 oleh UNESCO, yang mendapatkan tempat di hati masyarakat Yunani.
Dubes Rusdi menyampaikan Athens School of Fine Art dipilih sebagai pelaksanaan pelatihan karena di universitas ini terdapat banyak jurusan, termasuk menerapkan teknik membatik dalam kurikulumnya seperti jurusan melukis, mosaic, melukis fresco dan icon, disain grafis, dan jurusan lainnya.
Diharapkan teknik membatik akan banyak diterapkan dalam karya-karya para pelaku seni muda dari negara lain terutama Yunani.
Dubes yang juga berasal dari keluarga pembatik ini, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada jajaran Universitas yang telah berkolaborasi dengan KBRI Athena dalam penyelenggaraan pelatihan yang sangat langka ini.
Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor dari Athens School of Fine Art, Profesor Panagiotis Xaralambos, menyampaikan penghargaan kepada KBRI Athena yang telah memilih sekolah Fine Art Athens sebagai tempat pelaksnaan Workshop.
Menurutnya universitas ini merupakan tempat yang tepat bagi pelatihan batik untuk para siswanya.
Kehadiran peserta melebihi kapasitas, bahkan sebagian harus rela membatik sambil berdiri, menyiratkan antusiasme yang tinggi dari kalangan mahasiswa universitas seni untuk mempelajari batik, seni tradisional dari Indonesia.
Acara pelatihan berlangsung dalam suasana santai dipandu Afif Syakur, perancang busana Indonesia terkemuka dengan enam anggota tim batik yang khusus datang dari tanah air .
Berlokasi di studio lukis universitas, Afif Syakur menerangkan secara singkat filosofi membatik.
Menurutnya, membatik seperti memberikan nyawa pada selembar kain. "Dengan detail teknik membatik yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu membatik, pewarnaan dan pencelupan untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan".
Memasuki tahap praktek, peserta sangat antusias menggunakan canthing dan malam sebagai media melukis. Berbagai ide dan ekspresi dituangkan di atas sehelai kain putih.
Dengan berbekal bakat seni mahasiswa beragam motif batik kontemporer berhasil dihasilkan dalam waktu yang sangat singkat.
Ketika praktek memasuki tahap pewarnaan dan pencelupan, banyak pertanyaan yang muncul dari para peserta karena sangat tertarik dengan proses tersebut, terutama karena ternyata kedua proses harus diulang-ulang untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
Para peserta yang sebagian besar berasal dari jurusan melukis dan grafis menyatakan kepuasannya dapat mempelajari seni membatik secara langsung dari pakar batik Indonesia.
Seorang mahasiswa, Andreas Kokaliaris menyatakan, pelatihan ini sangat menarik dan bermanfaat bagi dirinya sebagai mahasiswa seni rupa. Menurutnya di Yunani terdapat seni yang mempunyai nilai filososfi yang sama dengan batik yaitu seni mosaic.
Di samping pelatihan, KBRI juga menyelenggarakan pameran kain batik yang berasal dari berbagai daerah dengan beragam motif dan warna.
Pameran ini sangat dihargai oleh para peserta, karena dengan demikian mereka dapat melihat dan membandingkan secara langsung hasil karyanya dengan produksi batik tradisional Indonesia.
Pada penutupan acara pelatihan, peserta dengan berfoto bersama hasil karyanya dan menyampaikan secara langsung kepada Dubes, diplomat karir anak juragan batik asal Pekalongan, yang ikut mendampingi jalannya pelatihan ini, apresiasi dan keinginan mereka untuk menerapkan teknik membatik ini dalam perjalanan seni mereka selanjutnya.
Worksop yang baru pertama kasil diselenggarakan di Athena ini, diharapkan dapat diselenggarakan secara berkesinambungan atas kerja sama Universitas dengan KBRI dan pemerintah Indonesia sebagai ajang promosi negara melalui membatik yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO.
Sumber: http://www.antaranews.com