Kupang, NTT - Meski sulit masuk nominasi New 7 Wonders of Nature yang akan diumumkan 11 November 2011, Komodo telah berhasil mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan asing dan domestik ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kapal pesiar yang berlayar ke Labuan Bajo pun terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Jumlah kunjungan wisatawan ini diperkirakan terus meningkat.
Promosi vote komodo melalui internet telah memperkenalkan keunikan binatang Komodo atau Varanus komodoensis kepada masyarakat internasional. Binatang ini diyakini sebagai perubahan dari binatang raksasa dinosaurus yang pernah hidup ribuan tahun silam.
Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT, Ubaldus Gogi di Kupang, Selasa (29/3/2011) mengatakan, tahun 2008 data jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo atau Manggarai Barat sebanyak 25.000 wisatawan asing dan domestik. Tahun 21 Juli 2009, saat binatang Komodo diumumkan sebagai salah satu dari 28 finalis oleh panitia penyelenggara New 7 Wonders Foundation, kunjungan ke pusat habitat Komodo, di Labuan Bajo, Manggarai Barat pun terus meningkat.
Jumlah wisatawan ke Labuan Bajo, NTT selama tahun 2010 mencapai 47.000 lebih dengan waktu lama tinggal antara 6-8 hari. Kehadiran para turis asing dan domestik ini hanya melihat binatang Komodo dan menyelam.
"Posisi dukungan terhadap Komodo saat ini melorot jauh dibanding beberapa bulan sebelumnya sehingga harapan masuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia sulit. Meski demikian dari pemilihan internasional itu, nama besar Komodo telah mendorong jumlah kunjungan wisatawan ke pusat habitat Komodo. Pemerintah dan masyarakat telah merasakan dampak dari program New 7 Wonders itu," kata Gogi.
Sejak Februari-pertengahan Maret 2011, jumlah kapal pesiar yang membawa wisatawan ke NTT, khususnya Labuan Bajo, berjumlah 30 unit, dengan rata-rata 300-450 wisatawan per kapal. Para wisatawan asing ini tidak menetap di hotel karena berada di dalam kapal. Mereka bergerak ke berbagai titik tujuan yang ditentukan agen perjalanan.
Meski tidak banyak berbelanja, tetapi kehadiran wisatawan sebagai bagian dari promosi keunikan dan kekhasan NTT di luar negeri.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Manajemen Pariwisata dan Humaniora NTT, Frans Lawalu mengatakan, pemerintah tidak hanya meluncurkan program visit NTT 2013 tetapi tidak pernah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung. Sejumlah objek wisata alam, bahari, sejarah dan budaya yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di NTT terlantar.
Akhir-akhir ini NTT dikenal karena binatang Komodo, Danau Kelimutu, penangkapan paus tradisional di Lamalera Lembata, dan Semana Santa Jumat Agung di Larantuka, Flores. "Masih banyak objek wisata dibiarkan terlantar terutama wisata bahari dan ke indahan alam, sejarah dan ritual adat di sejumlah daerah," kata Lawalu.
Belum ada koordinasi dan kerja sama lintas kabupaten di daratan Flores, Sumba, Timor dan Alor untuk saling mempromosikan dan mendukung kekayaan daerah di setiap kabupaten. Kabupaten Manggarai Barat sebagai pintu masuk utama para turis karena adanya Komodo, sebaiknya turut mendorong para wisatawan setempat untuk begerak ke kabupaten lain di daratan Flores seperti Ngada, Nagekeo, Ende, Maumere, Flores Timur, Lembata, Alor dan seterusnya.
Tetapi kabupaten-kabupaten itu pun harus menyediakan sarana dan prasarana serta menerima para wisatawan dengan berbagai atraksi budaya dan pagelaran, selain objek wisata alam atau bahari.
Sumber: http://travel.kompas.com