Kalbar Siap Tawarkan Potensi Wisata

Pontianak - Kalimantan Barat menyatakan siap sukseskan program Visit Indonesian Year 2008. Program yang resmi di launching, Rabu (26/12) malam oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata itu, nantinya akan diimplementasikan kedalam penawaran sejumlah agenda wisata tahunan daerah. “Kita siap memanjakan wisatawan nusantara dan mancanegara dengan culture natural,” kata Kanbudpar Kalbar, Rihat Natsir Silalahi SE, MM.

Kesiapan yang dimaksud disini diwujudkan dalam pengagendaan aneka kegiatan wisata budaya asli. Beberapa diantaranya adalah momen titik kulminasi di Tugu Khatulistiwa yang digelar setiap 21 Maret dan 23 September di kota Pontianak; Gawai Dayak yang digelar setiap Mei, acara Robo`-Robo` yang dilaksanakan setiap Rabu terakhir di bulan Sapar (penanggalan Hijriyah) atau awal Maret di Kabupaten Pontianak, Festival Seni Budaya Melayu di Kota Pontianak, Nyobeng di Kabupaten Bengkayang, perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh di Kota Pontianak dan Kota Singkawang.

Untuk objek wisata alam buatan, secara teknis belum bisa dinikmati secara utuh. Kesiapan ini terkait dengan upaya pembangunan yang dilakukan oleh setiap kabupaten/kota. Agar dalam penyuguhannya terlihat lebih `berkelas`, maka pengenalan destinasi wisata ke public baru akan dilakukan pada tiga tahun lagi, bertepatan dengan launching program Tourism Kalbar 2010.

Guna mensukseskan program Tourism Kalbar 2010, Pemprov Kalbar melalui Dinas Budpar Kalbar telah melakukan kerjasama dengan 12 kabupaten/kota se-Kalbar dalam menyiapkan destinasi wisata. “Kita mengharapkan di masing-masing daerah kabupaten/kota membangun 3-5 destinasi wisata andalan. Jika modal wisata ini telah tersedia, maka provinsi akan mendorong masyarakat serta pelaku wisata di daerah dan di luar negeri untuk melakukan promosi, baik di level nasional maupun internasional,” ungkap dia.

Menyoal bentuk dari destinasi wisata yang dimaksud, Rihat menjelaskan bahwa hal itu meliputi keindahan serta kemegahan bangunan keraton atau istana kerajaan, keasrian wisata alam yang dipadu dengan ketersediaan sarana dan prasarana wisata, keberadaan sentra industri kerajinan khas daerah dan lain sebagainya. Selain mendorong terjadinya pembangunan fisik, pihaknya juga akan melakukan gerakan houspitality yang berbasis pada keramahtamahan masyarakat.

Konsep ini merupakan penjabaran dari program kampanye sadar wisata dengan focus kegiatan pada revitalisasi program Sapta Pesona. Melalui penumbuh kembangan sifat ramah tamah ini, kedepan akan tercipta suatu multiplier effect yang bersifat simultan di bidang pengembangan ekonomi kerakyatan.

Sumber: http://www.pontianakpost.com (29 Desember 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts