Makassar, Sulsel - John H. Mc Glynn yang mendirikan Yayasan Lontar hadir di Makassar untuk mendukung kegiatan Makassar International Writers Festival (MIWF) 2011 yang didukung oleh FAJAR, 13-17 Juni. John yang didampingi Lily Yulianti Farid, menjadi pembicara pada Book Launch dan Diskusi Buku "Modern Library of Indonesia" di Studio Mini Redaksi.
Modern Library of Indonesia merupakan buku seri terjemahan bahasa Inggris dari karya-karya sastra Indonesia dari tahun 1920-an hingga kini. Penerbitan seri terjemahan bahasa Inggris ini dianggap penting dan berharga untuk menyuarakan zamannya.
"Indonesia lebih banyak dikenal dunia dari pemberitaan yang negatif, padahal di Indonesia juga banyak hal positif yang bisa diangkat. Kebudayaan dan sastra Indonesia berpotensi besar, tapi sayangnya kurang dikenal di dunia," ujar John di hadapan peserta diskusi yang dipandu M. Aan Mansyur.
Sepuluh judul karya pertama seri Modern Library of Indonesia yang diluncurkan adalah Siti Nurbaya karya Marah Rusli, Never the Twain (Salah Asuhan) karya Abdoel Moeis, Shackles (Belenggu) karya Armijn Pané, The Fall and the Heart (Kejatuhan dan Hati) karya S. Rukiah, The Pilgrim (Ziarah) karya Iwan Simatupang, Telegram karya Putu Wijaya, And The War is Over (Dan Perang pun Usai) karya Ismail Marahimin, Mirah of Banda (Mirah dari Banda) karya Hanna Rambé, Supernova karya Dewi Lestari dan Family Room (kumpulan cerita pendek) karya Lily Yulianti Farid.
John McGlynn, editor utama dan pendiri Yayasan Lontar mengatakan, Yayasan Lontar didirikan dengan tujuan mengenalkan sastra dan budaya Indonesia kepada dunia internasional. Selain kegiatan penerjemahan karya sastra ke dalam bahasa Inggris, yayasan yang didirikan sejak tahuhn 1978 ini juga melakukan usaha riset dan dokumentasi sastra-budaya Indonesia, seperti dokumentasi audio-visual tradisi lisan, rekaman wawancara pelaku sejarah, dokumentasi audio-visual biografi sastrawan Indonesia, dan yang diterbitkan berupa buku, antara lain dokumentasi tradisi tulis, sejarah Orde Baru, antologi drama Indonesia selama seratus tahun, dan sebagainya.
"Melalui Modern Library of Indonesia, pembaca asing tak hanya dapat mengikuti perkembangan sastra Indonesia dari zaman ke zaman. Pengamat luar akan dapat lebih menghayati kekuatan politik dan sosial di negeri ini," ujar lulusan sastra Indonesia Universitas Michigan.
Seri yang menjadi salah satu program Yayasan Lontar dan berupa terjemahan bahasa Inggris karya-karya sastra Indonesia ini dianggap penting serta berharga dalam menyuarakan zamannya, dimulai dari periode awal sastra Indonesia yang dianggap modern, yaitu tahun 1920-an hingga karya sastra terkini.
Lily Yulianti Farid, salah seorang penulis yang karyanya diterjemahkan John mengaku mengenal John sebagai sosok yang memang hobi menerjemahkan naskah termasuk sastra ke bahasa Inggris. "Kalau orang lain hobinya makan, John ini ya hobinya menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris," ujar Lily.
Makanya Lily begitu antusias saat John ikut mensupport kegiatan MIWF tahun ini. "Sebagai penggagas MIWF saya tidak percaya karena awalnya menganggap ini hanya akan dilakukan dalam kondisi yang serba terbatas. Ternyata dukungan dari berbagai teman termasuk John sangat besar," terang Lily. Mengenai karyanya sendiri yakni Family Room yang masuk dalam Modern Library of Indonesia, Lily mengaku bangga.
Sumber: http://www.fajar.co.id