Paris, Perancis - Keanekaragaman budaya merupakan salah satu aset Indonesia yang dikagumi oleh dunia bahkan beberapa di antaranya sudah masuk sebagai warisan budaya dunia yang diakui dan tercatat di badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan dan Pendidikan (UNESCO).
Wayang, keris, batik dan angklung telah diakui badan tersebut sebagai salah satu warisan budaya atau Representative List of Intangible Cultural Heritage. Sementara Candi Prambanan, Candi Borobudur, situs Manusia Purba Sangiran, Taman Hutan Tropis Sumatera, Taman Nasional Ujungkulon, Taman Nasional Komodo, dan Taman Nasional Lorentz mendapat bantuan untuk perawatannya dari UNESCO.
Keberagaman budaya dan juga situs-situs budaya yang dimiliki oleh Indonesia tersebut merupakan salah satu modal utama Indonesia menjadi sebuah negara yang dipandang penting khususnya untuk upaya-upaya pemelihataan, pelestarian dan pengembangan sektor-sektor berbasis budaya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat kesempatan sebagai salah satu pembicara dalam sesi khusus di UNESCO yang bermarkas besar di Paris, Prancis dalam peringatan 10 tahun Deklarasi Universal Keragaman Budaya (Universal Declaration on Cultural Diversity) pada Selasa (2/11).
"Indonesia dipilih untuk menyampaikan pidato utama karena mereka menilai Indonesia memiliki contoh budaya yang amat beragam ...yang pada akhirnya menjadi kekuatan," kata Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin, sebelum bertolak menuju Prancis.
Selain berbagi pengalaman di sidang UNESCO, Indonesia, kata Presiden juga menyampaikan imbauan agar dunia lebih bersatu, menghormati perbedaan budaya dan peradaban sehingga dapat mengatasi persoalan global dengan baik.
Kepala Negara mengatakan saling menghormati dan menghargai perbedaan budaya dan peradaban tersebut dapat menjadi salah satu kunci atau alternatif penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik di kawasan maupun secara global.
Yudhoyono juga mengatakan UNESCO mengetahui bahwa bagaimana mengelola dan memelihara keragaman budaya itu tidak mudah sehingga memandang Indonesia sebagai salah satu negara yang berhasil dalam mengembangkan dan melestarikan hal tersebut.
"Mereka tahu managing diversity(menangani keanekaragaman, red) bukan sesuatu yang mudah dan apa saja yang dilakukan dalam kaitan itu," ujarnya.
Sementara Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan kesempatan Indonesia menyampaikan pandangan dalam sesi khusus peringatan deklarasi keberagaman budaya merupakan pengakuan dunia terhadap mata budaya yang dimiliki dan dilindungi oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia.
"Partisipasi Presiden Yudhoyono dalam acara UNESCO ini memberikan kesempatan untuk meningkatkan peran aktif Indonesia, sebagai ’bridge-builder’(membangun" jembatan" atau cara, red) dan ’solution maker’(pembuat jalan keluar, red) dalam upaya mengatasi konflik melalui kerja sama antarbudaya," katanya.
Ia menambahkan,"undangan kepada Presiden RI tersebut merupakan wujud apresiasi UNESCO terhadap komitmen Pemerintah Indonesia dalam upaya melindungi dan mempromosikan keanekaragaman budaya sebagai "aset yang terus hidup" (living assets)."
UNESCO
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) merupakan organ Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada 16 November 1945 melalui penandatanganan konstitusi UNESCO oleh 37 negara. Konstitusi itu sendiri baru berlaku pada 1946 setelah Yunani menjadi negara ke-20 yang meratifikasinya.
Badan PBB itu mempunyai tujuan untuk menciptakan perdamaian melalui pengetahuan dengan melaksanakan strategi yang berdasarkan prinsip dan norma universal serta nilai-nilai bersama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan komunikasi/informasi.
Strategi dasar UNESCO dalam menjalankan misinya tersebut adalah dengan membuka jalan menuju ilmu pengetahuan serta memperluas komunikasi dan saling pengertian diantara sesama manusia.
Strategi dasar yang digunakan UNESCO adalah membuka jalan menuju ilmu pengetahuan serta memperluas komunikasi dan saling pengertian diantara sesama manusia.
UNESCO sendiri memiliki dua tujuan utama yaitu melindungi dan mempertahankan promosi keragaman berdasarkan hak asasi manusia dan yang kedua adalah mendorong pemberdayaan dan partisipasi dalam lingkungan masyarakat berpengetahuan, melalui pemerataan, peningkatan dan penyebaran penggunaan pengetahuan.
Saat ini badan PBB tersebut memiliki 193 negara anggota dan tujuh asosiasi internasional. Setiap negara anggota membentuk komisi nasional serta badan kerja sama bagi lembaga pemerintahan dan lembaga swadaya serta dengan organisasi. Sebagian negara menempatkan perwakilan tetapnya yang dipimpin Duta Besar sebagai penghubung.
Indonesia sendiri menjadi anggota badan PBB tersebut pada 27 Mei 1950. Pada awalnya Kepala Kantor Wakil RI pada UNESCO dirangkap oleh duta besar RI untuk Prancis. Pada 1956 pejabat yang ditunjuk mewakili RI diparcayakan pada atase pendidikan dan kebudayaan, Kemudian pada 1968 sampai 1972 jabatan itu kembali dirangkap oleh duta besar.
Dengan peningkatan keterlibatan Indonesia dalam berbagai program UNESCO termasuk pemugaran Candi Borobudur maka pada 1972 pemerintah mengangkat wakil RI untuk UNESCO dengan gelar Duta Besar, agar penanganan masalah-masalah UNESCO terutama yang berkaitan dengan kepentingan RI dapat dilakukan dengan baik.
Pada Oktober 2011, Duta Besar RI untuk Prancis Rezlan Ishak Jenie ditunjuk sebagai wakil tetap RI di UNESCO.
Sumber: http://oase.kompas.com