Dewan Kesenian Akan Hadirkan Maestro Seni Tradisi

Jambi - Dewan Kesenian Jambi akan menghadirkan tiga maestro seni tradisi daerah ini pada helatan malam budaya 7 Januari yang digelar bertepatan dengan HUT ke-55 Provinsi Jambi.

"Jambi memiliki tiga maestro seni tradisi yang umurnya 70 tahun ke atas, dan mereka kami hadirkan langsung untuk mengisi acara malam budaya Jambi," kata Ketua Umum Dewan Kesenian Jambi (DKJ) Aswan Zahari, Kamis.

Aswan mengungkapkan, tiga maestro ini adalah Maestro Krinok, Mak Rena didatangkan dari Desa Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, Maestro Kuau, Jumilah dihadirkan dari desa Pulau Aro, Kabupaten Merangin, dan Maestro Senandung Jolo, Maryam dijemput dari Desa Tanjung Kumpeh Hilir, Kabupaten Muaro Jambi. Tiga maestro ini akan tampil di depan ratusan penonton di GOS Kota Baru, Jambi.

Dendang Krinok, Kuau, dan Senandung Jolo merupakan pertunjukan pertama yang akan membawa penonton menyelami kebudayaan Jambi dengan segala keunikannya. Dendang Krinok, Kuau, dan Senandung Jolo merupakan pertunjukan yang berisi jalinan pantun dan syair yang didendangkan.

Tiga kesenian tutur ini merupakan sebuah keunikan dalam kehidupan tradisi yang sampai saat ini masih berlangsung.

"Malam budaya merupakan rangkaian acara HUT Provinsi Jambi, DKJ akan menyuguhkan pertunjukan berjudul uniquely of swarnabhumi yang akan disutradarai Tom Ibnur," jelasnya.

Tom Ibnur merupakan koreografer andal yang kerap menyutradarai pertunjukan di belahan Nusantara dan dunia. Tom Ibnur akan meramu keunikan seni tradisional Jambi menjadi sebuah seni pertunjukan.

Menurut Tom, kesenian dari berbagai daerah di Provinsi Jambi juga bakal ditampilkan. Di antaranya, tari kain kromong yang merupakan tarian dari tepian Batang Tembesi dalam, Desa Mandiangin Tuo. Tari rentak zapin dana yadahdan, krinok fusion, lukah gilo, pembacaan puisi swarnabhumi, dan tari marcok.

Tom menambahkan, Krinok Fusion akan dipandu oleh Wiro A Sanie yang merupakan komposer kebanggaan Jambi. Komposisi Krinok Fusion yang ditampilkan merupakan ungkapan penyesuaian jaman.

"Zaman terus berkembang, dan kesenian tak bisa menolak perkembangan tersdebut, namun tradisi mesti harus dipertahankan," jelasnya.

Oleh karena itu Wiro A Sani, bersama dengan musisi muda Jambi yang masih sekolah di beberapa perguruan tinggi seni di Indonesia akan menunjukkan kepiawaiannya menjalin tradisi dalam kemasan masa kini.

Pergelaran malam budaya Jambi ini merupakan refleksi dari keunikan budaya yang dimiliki Jambi, yang saat ini terancam hilang jika tidak dilestarikan. Saat ini Jambi memiliki banyak budaya namun masih sulit untuk menjadikan salah satu seni tersebut sebagai identitas Jambi, padahal di provinsi lain, seperti Aceh, Sumatera Barat memiliki identitas kebudayaan.

Melalui malam budaya Jambi ini, Tom Ibnur ingin mempresentasikan segala keunikan budaya yang dimiliki Jambi dan sekaligus mendukung visi pemerintah daerah dalam mengembangkan kebudayaan.

Sementara, Ketua harian DKJ, Naswan Iskandar menambahkan, pada tahun 1999 lalu Jambi tercatat memiliki sebanyak 2000 jenis tradisi. Namun, dari 2000 jenis tradisi tersebut sekitar 75 persennya sudah rapuh dan terancam hilang.

"Ini dari hasil penelitian. Ternyata Jambi memiliki kekayaan budaya yang banyak. Namun sayang, keberadaan beragam budaya tersebut terancam hilang karena generasi penerus enggan melestarikan budaya tersebut," jelasnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts