Tanjung Balai, Sumut - Jajaran aparatur pemerintahan dan tenaga pendidik di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara menggunakan busana "Teluk belanga" yang merupakan khas Melayu setiap hari Jumat.
Wali Kota Tanjung Balai Thamrin Munthe di Tanjung Balai, mengatakan, cukup banyak alasan yang menyebabkan pihaknya menggunakan busana melayu tersebut setiap hari Jumat.
Sejak lama, Tanjung Balai telah dikenal sebagai kota yang religius dengan letak wilayah yang berada di pesisir pantai sehingga selalu diidentikkan dengan etnis melayu.
Meski penduduk Tanjung Balai mayoritas beragama Islam, tetapi busana teluk belanga yang merupakan pakaian khas Melayu tersebut sangat merakyat, bahkan telah sering dipergunakan umat lain.
Warga non muslim di Tanjung Balai juga banyak yang senang menggunakan pakaian Melayu tersebut karena memiliki nilai seni dan keindahan serta memberikan rasa nyaman.
"Jangan identikkan pengguna pakaian Melayu pasti Islam. Ini pakaian Nusantara, ini budaya kita," katanya.
Untuk memperkuat kesan dan budaya Melayu tersebut, Pemkot Tanjung Balai menggiatkan penggunaan busana teluk belanga untuk seluruh jajaran aparatur pemerintah setiap hari Jumat.
Ia mengatakan, setelah disosialisasikan dan diterapkan, tidak ada satu pihak yang merasa keberatan dengan kebijakan untuk membangkitkan budaya melayu tersebut.
Bahkan, pihaknya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk kalangan guru yang rela menggunakan pakaian adat tersebut ketika memberikan pendidikan di sekolahnya masing-masing.
Sedangkan untuk kalangan pelajar, penggunaan busana melayu tersebut hanya bersifat anjuran, tanpa ada penekanan atau paksaan sedikit pun.
"Anak sekolah di sini ada yang menggunakan pakaian Melayu, ada juga yang hanya menggunakan baju 'koko'," katanya.
Menurut Wali Kota, penggunaan pakaian teluk belanga tersebut diperkirakan dapat mendekatkan hati penggunanya dengan budaya dan adat istiadat melayu di daerah itu.
Dengan kata lain, kebijakan untuk menggunakan pakaian Melayu itu dimaksudkan untuk membentuk karakter warga Tanjung Balai untuk semakin menghormati adat yang ada selama ini.
Pihaknya berkeyakinan, kebiasaan dan kebanggaan warga terhadap budaya Melayu itu akan memberikan pengaruh positif kepada pihak lain yang berkunjung ke Tanjung Balai.
"Mereka akan bilang, warga di sini menggunakan pakaian itu, berarti menghormati budaya," katanya.
Penggunaan pakaian seperti yang dianjurkan selama ini juga akan membangkitkan rasa kekeluargaan yang tinggi di kalangan warga Tanjung Balai sehingga dapat memperkuat dan membangun silaturahim dan persatuan di kalangan masyarakat.
"Itu ajaran yang sangat baik. Jadi, komunikasi yang terbangun adalah komunikasi persaudaraan," kata Wali Kota.
Sumber: http://www.waspada.co.id