Ngandang Rowot, Ajang Tradisi Budaya di Lombok

MATARAM -- Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki kekhasan adat istiadat dan budaya yang sangat kuat. Suku Sasak yang mendiami Pulau Lombok dikenal sangat kuat dalam menjalankan tradisi dan kearifan lokal.

Salah satu yang masih kuat dalam memegang tradisi terdapat di Dusun Ende, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika pasti akan menemui Dusun Ende yang berada di kanan jalan dari arah Bandara Internasional Lombok. Dusun ini kini menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang ada di Lombok.

Pada Jumat (11/5) mendatang, warga Ende akan menggelar sebuah prosesi budaya tentang peringatan tahun baru masyarakat Sasak, yang dikenal dengan Ngandang Rowot.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ende, Tantowi Surahman, mengatakan Ngandang Rowot merupakan tradisi yang sudah berjalan sejak lama. Beragam atraksi ritual dan budaya akan tersaji di sini.

"Nanti ada arak-arakan budaya sekitar 200 meter dari masjid menuju lokasi acar," ujarnya di Mataram, NTB, Selasa (8/5).

Warga Ende juga menyiapkan 2 ribu Cerorot sebagai welcome snack bagi para wisatawan dan masyarakat sekitar yang datang. Cerorot sendiri merupakan salah satu kue tradisional suku Sasak dengan bentuk seperti terompet mini.

Cerorot merupakan jajanan tradisional dengan bahan baku seperti tepung beras, gula merah, dan santan kelapa. Keunikan jajanan satu ini terletak pada cara memakannya dengan memelintir dan Cerorot akan menyembul secara perlahan kepermukaan, sedangkan kulitnya akan mengerucut ke bawah, sehingga tak berceceran.

Tantowi menyampaikan, meski Ngandang Rowot merupakan ajang tradisi, namun warga Ende mempersilakan para wisatawan datang melihat kegiatan ini. Kata dia, kunjungan wisatawan ke Ende terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

"Kalau hari-hari biasa kunjungan bisa empat sampai lima bus, kalau weekend bisa sampai 2.500 pengunjung," kata Tantowi.

Asal negara wisatawan yang datang pun bervariasi, dengan Belanda, Malaysia, Cina, Korea, dan AS menjadi yang terbanyak dalam kunjungan ke Ende.

Ketua DPD Asita NTB Dewantoro Umbu Joka berujar, ajang-ajang berbau tradisi seperti ini sangat disukai para wisatawan, terutama turis-turis asing. Banyak dari mereka, kata Umbu, yang ingin menyaksikan secara langsung aktivitas adat dan budaya dari Suku Sasak di Lombok ini.

"Kegiatan tradisi ini sangat potensial dalam menarik minat wisatawan, tinggal bagaimana kita mengemasnya dengan baik agar wisatawan tertarik," ungkapnya.

Sumber: http://www.republika.co.id
-

Arsip Blog

Recent Posts