Bandung, Jabar - Bandung dipastikan akan menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki museum layang-layang dan sekarang sedang dirintis bagi persiapan pembangunannya. "Kami sedang merintis untuk mempersiapkan bangunan untuk museum layan-layang. Layang-layang yang pernah memenangkan kontes di dalam dan luar negeri akan menjadi koleksi museum itu," kata Direktur Art Kite Indonesia, Liannawati di Bandung, Rabu (13/7/2011).
Liannawati yang merupakan wanita "penggila" layang-layang dan berprestasi di kontes layang-layang tingkat internasional itu mengaku telah menyiapkan bangunan dan konsep Museum Layang-layang itu. "Konsepnya sedang dimatangkan, tahun 2012 museum itu bakal diresmikan dan menjadi museum layang-layang pertama di Indonesia," kata Liannawati.
Selain layang-layang buatan anak bangsa, juga akan dipajang berbagai jenis layang-layang yang ada di dunia baik itu trend tradisional, kuno, klasik maupun modern. Museum itu selanjutnya akan dibuka untuk umum dan menjadi media edukatif bahwa layang-layang bisa menjadi sarana membangun prestasi dan citra bangsa di tingkat internasional.
Ia mengakui, beberapa layang-layang hasil rancangannya di Art Kite Indonesia sudah membuktikan diri berhasil memenangkan berbagai lomba untuk kategori khas. "Kebanyakan memenangkan kategori full colour, inovatif dan tematik. Saya membawa layang-layang ke berbagai kontes di luar negeri dan selalu membawa pulang trophy. Kami promosi wisata Indonesia melalui layang-layang," kata Liannawati yang mengaku selalu mengikuti setiap festival layang-layang di luar negeri.
Selain itu, Liannawati memastikan bahwa Bandung merupakan kota yang memiliki pabrik layang-layang terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Pabrik layang-layang itu berdiri di Jalan Citarip Barat Kopo Bandung. Layang-layang produk Art Kite Indonesia berhasil menembus pasar ekspor dan digemari oleh peminat layangan di luar negeri. Melalui layang-layang pula, Liannawati memiliki jaringan di berbagai negara.
Meski sudah menggeluti layang-layang sejak 20 tahun lalu, namun Liannawati mengaku tidak bosan atau meninggalkan kesenangannya, bahkan ia semakin "gila" dan berkreasi menghasilkan layang-layang inovatif untuk membidik lomba di luar negeri. "Saya tidak akan berhenti, bahkan Museum Layang-layang merupakan motivasi saya selanjutnya untuk menjadikan layang-layang sebagai media untuk mengenal dan mengetahui bangsa-bangsa di dunia," tambah Liannawati.
Sumber: http://travel.kompas.com