Membumikan Alquran di Bumi Melayu

Pekanbaru, Riau - Pekan Tilawatil Quran yang diselenggarakan LPP RRI tingkat nasional ini merupakan momentum penting bagi umat Islam dalam rangka lebih mendalami dan mengimplementasikan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan sehari-hari, apalagi yang mengadakan adalah LPP RRI yang memiliki pengalaman dan jangkauan sangat luas di seluruh nusantara. Ini merupakan kontribusi nyata dari lembaga penyiaran publik untuk menyiarkan dan menyosialisasikan nilai Alquran di tengah masyarakat. Terlebih lagi waktu penyelenggaraan dilaksanakan pada saat yang tepat, yaitu di bulan Ramadan di mana iklim spritualitas masyarakat sedang meningkat.

Lembaga penyiaran, khususya radio memang harus memberikan sumbangsih kongkrit terhadap upaya kita melakukan revolusi mental warga bangsa. Demikian pernyataan Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin saat membuka Pekan Tilawatil Quran LPP RRI Tingkat Nasional di Pekanbaru, Senin (13/6/2016) lalu.

Pernyataan Menteri Agama di awal sambutannya tersebut, setidaknya memiliki beberapa pesan mustahak yang perlu diperhatikan umat Islam, khususnya muslim di Provinsi Riau. Di antara pesan itu adalah, pertama bahwa setiap kegiatan Musabaqah Tilawatil Alquran ditaja, sejatinya dihajatkan untuk mendalami dan mengimplementasikan nilai Alquran di tengah masyarakat Riau. Apalagi Melayu identik dengan Islam. Bicara tentang Islam maka Alquran merupakan buku pedoman utama bagi muslim dalam menjalani kehidupannya. Untuk itu sudah sepantasnya Alquran semakin didalami dan diimplementasikan nilai agungnya oleh masyarakat Riau, sehingga negeri ini tetap wangi namanya karena diidentikkan dengan Islam yang merupakan agama rahmatan lil ‘alamin.

Kedua, pernyataan pembukaan pada sambutan tersebut mengingatkan awak media, baik cetak maupun elektronik, terutama LPP-RRI tentang memperkuat fungsi dan perannya untuk mencerahkan anak bangsa di seluruh tanah air, memperbaiki akhlak yang dibahasakan Jokowi dan kebinetnya sebagai pembinaan revolusi mental.

Berbicara revolusi mental, tidak ada metode, konsep dan nilai paling mangkus serta ranggi kecuali yang bersumber dari Alquran. Karena Alquran merupakan kitab istimewa yang ciptakan Allah Swt, khusus untuk panduan umat manusia, dan menjadi ruh peradaban mereka. Khusus kegiatan musabaqah Alquran melalui siaran radio, tentu saja kegiatan ini amat berguna bagi menambah warna pendengaran umat manusia dalam membentuk watak perilaku pribadinya agar sesuai dengan Alquran. Apalagi bangsa Indonesia kini sedang diancam bahaya globalisasi yang dampaknya dapat menggerus nilai-nilai agama, adat dan budaya bangsa.

Ketiga, karena pelaksanaan Pekan Tilawah Alquran RRI Tingkat Nasional ini dilaksanakan pada bulan Ramadan, maka sejatinya ini menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk meningkatkan intensitas umat muslim di Riau dengan Alquran. Apalagi Ramadan juga dikenal dengan bulan Alquran (Syahr al-Quran). Alquran hendaknya bukan hanya dibaca dan didendangkan seni suaranya dengan merdu namun yang lebih matan adalah mesti dipahami maknanya, diketahui tafsirnya, asbab al-nuzul-nya, serta diamalkan nilai-nilai jumawa isi kandungannya dalam kehidupan. Pengamalan nilai agung dari Alquran tersebut dipastikan menciptakan manusia bermental baik. Manusia yang selamat dunianya dan bahagia akhiratnya.

Keempat, karena Pekan Tilawah Alquran LPP RRI Tingkat nasional ini dilakukan pada bulan Ramadan, ini juga mengingatkan umat muslim di Riau agar ke depan melakukan MTQ dengan berbagai varian lombanya di bulan Ramadan, karena kegiatan tersebut, di masa lampau juga pernah menjadi tradisi turun temurun dalam masyarakat Melayu Riau saban tahunnya. Kegiatan musabaqah Alquran antar RT, RW, Dusun, Parit, antar-suaru, masjid di kampung-kampung Melayu tersebut perlu digalakkan lagi sempena memperingati Nuzul al-Quran yang biasanya dilaksanakan pada pertengahan saban bulan Ramadan.

Kegiatan MTQ tersebut tentu saja didahului dengan pembinaan taman bacaan Alquran bagi masyarakat setempat oleh para guru, ustaz dan qari/ah sebelum masuknya bulan Ramadan yang dilakukan di surau, nosakh maupun masjid yang ada. Tentu sumbangan materi dan in-materi dari pemerintah sangat diperlukan.

Oleh karena Provinsi Riau sudah memiliki Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran, maka tugas ini sejatinya dapat dilanjutkan lembaga tersebut, sehingga penanaman dan pembumian Alquran di tanah Melayu ini semakin dalam, tumbuh kekar dan kokoh. Maka hemat saya, memperhatikan (memberi insentif dan apresiasi lebih) bagi guru agama, terutama guru mengaji di seluruh wilayah provinsi Riau yang nasib sebagian mereka masih memprihatinkan, menjadi tugas pokok dan utama bagi LPTQ, Pemprov Riau dan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Riau.

Tugas ini, di samping untuk mengokohkan nilai Alquran di Riau dan membuktikan kalau Melayu Riau identik dengan Islam, selain itu juga berperan signifikan agar jika ada event musabaqah tilawatil Quran nantinya, negeri ini tidak perlu mendatangkan qari-qariah dari luar provinsi Riau seperti yang galib terjadi selama ini.

Akhirnya, terima kasih kepada LPP RRI yang telah menaja Pekan Tilawatil Alquran Tingkat Nasional ke-47 di Provinsi Riau. Semoga ke depan semakin menambah peran dan fungsinya untuk pembangunan nilai kegamaan bagi masyarakat Riau. Selain itu, kiranya pesan terakhir Menteri Agama RI terlaksana di Provinsi Riau, yaitu dengan dilaksanakannya Pekan Tilawatil Quran ini, para pemimpin dan masyarakat Riau dapat berlaku jujur, adil dan transparansi dalam menjalani kehidupan. Khatam al-kalam, semoga nilai Alquran benar-benar membumi dan terimplementasi di tanah Melayu Riau sehingga pernyataan Islam identik dengan Melayu benar adanya.***

-

Arsip Blog

Recent Posts