Jakarta - Bertempat di Taipei Flora Expo Dome, Taiwan, Jumat (17/6/2016), branding Wonderful Indonesia “membombardir” acara Diving and Resort Travel Expo (DRT) Taiwan 2016 hingga ke individu setiap pengunjung.
Tidak tanggung-tanggung, logo Wonderful Indonesia terpampang besar di kartu identitas setiap pengunjung, petugas booth, keamanan, pembawa acara, para tamu undangan, para narasumber dan kepada siapapun yang datang ke acara tersebut.
”Lambang warna warni Wonderful Indonesia itu akan mengikuti ke manapun tamu itu di acara ini. Karena memang kami tempatkan di kartu identitas, sebagai tanda masuk. Wonderful Indonesia mendukung acara kami dan kami sangat senang dengan apa yang sudah disepakati dengan Kemenpar. Branding Wonderful Indonesia juga ada di majalah kami di Ezdive, komunitas kami sangat suka lihat gambarnya,” ujar Ketua Panitia Pelaksana DRT, Jason Chong dalam siaran pers Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar kepada KompasTravel, Minggu (19/6/2016).
Wonderful Indonesia berada di kartu identitas dengan panjang 10 x 6 cm. Logo Wonderful Indonesia bersanding dengan tulisan tajuk acara dan jadwal agenda pameran.
”Juga kami tempel di goody bag, di sisi kiri satu ukuran penuh. Ternyata mereka sangat antusias membawanya kemana-mana. Lambang itu sangat dekat dengan mereka, karena menempel di identitas dan tasnya,” ujar Jason sambil tersenyum.
Pada pameran tersebut, booth Kemenpar sangat terlihat paling jelas. Bentuknya sangat besar, maklum booth Kemenpar berada sangat dekat dengan panggung utama. Saat berjalan menuju booth, terlihat spanduk besar membentang dengan branding Wonderful Indonesia dan keindahan bawah laut Raja Ampat.
Booth Kemenpar seluas 54 meter persegi ditempati oleh 7 industri Tanah Air dengan design Wonderful Indonesia yakni adanya moncong Kapal Phinisi. Di sisi utara ada Pulau Weh, sisi barat Raja Ampat. Pada tiang 1 terpampang besar 169 bebas visa, tiang 2 juga tertulis besar bebas visa dengan bahasa Indonesia dan bahasa Taiwan.
Industri yang ikut serta di pameran DRT Taiwan adalah Pulau Weh Dive Resort, Pearl of Papua, Bastianos Dive Resort, Tasik Diver Indonesia, Cocotinos Hotel Resort, dan PT Indocruises. Bukan hanya industri yang setia dan ramah melayani semua pertanyaan dan permintaan tamu yang datang ke Booth.
Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu yang hadir di acara pameran tersebut juga terlihat melayani banyak tamu, ada mahasiswa, bahkan wartawan media lokal di Taiwan tidak ada henti-hentinya mewancarai pria yang akrab disapa VJ itu.
Dalam sambutannya, Vinsensius Jemadu menjelaskan keindahan Indonesia. ”Indonesia sangat kaya dengan keindahan alamnya. Kami memiliki semua, dan percayalah bahwa mengunjungi kami tidak akan menyesal. Apalagi pemerintah kami sudah menetapkan kunjungan bebas visa 169 negara termasuk Taiwan,” ujarnya yang disambut tepuk tangan pengujung.
DRT Taiwan merupakan pameran yang bersifat Business to Consumer di mana lebih fokus pada wisata minat khusus wisata bahari. Ada sekitar 150 peserta dengan target pengunjung sekitar 150.000 pengunjung setiap harinya.
Selama pameran berlangsung diadakan seminar, lomba foto, pertunjukkan kesenian dan juga berbagai properti wisata bahari.
Wisatawan minat khusus diving ini juga sangat banyak di Taiwan. Secara keseluruhan, setiap tahun wisatawan di Taiwan mengalami peningkatan signifikan. Menurut data Kemenpar, wisatawan Taiwan ke Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 191.133 orang, 203.536 orang (tahun 2011), 180.642 orang (tahun 2012), 217.624 orang (tahun 2013), 201.255 orang (tahun 2014). Pada tahun 2015 sebanyak 211.528 orang.
”Target tahun 2016 adalah sebanyak 275.000 wisatawan. Mereka mayoritas jelas yang memiliki banyak uang, karena hobi diving adalah hobi mahal dan butuh biaya besar. Jadi nanti yang datang ke Indonesia mereka akan banyak membelanjakan uangnya di negara kita,” kata Vinsensius Jemadu.
Menpar Arief Yahya memang sangat concern dengan capaian atau achievement. Menurut Arief, baik saja tidak cukup, karena yang diperlukan adalah yang terbaik.
"Dengan target 20 juta wisman pada 2019 dan 12 juta tahun 2016 ini Kemenpar tidak mungkin melakukan dengan cara yang biasa-biasa saja. Hasil yang luar biasa harus direbut dengan cara yang tidak biasa" ucap Arief Yahya.
Sumber: http://travel.kompas.com