Indonesia Perlu Kembangkan Pariwisata Khusus

Medan - Indonesia perlu kembangkan pariwisata khusus karena memiliki peluang besar untuk terjun ke dalam pariwisata khusus tersebut. Untuk itu komunitas pariwisata perlu mencari bidang apa saja yang dapat diandalkan dan mampu menarik arus wisatawan asing ke Indonesia.

Demikian pemaparan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Drs I Gusti Putu Laksaguna CHA MM dalam Lokakarya Nasional Sinergi Akademi Pariwisata Medan (Depbudpar) dan Ditjen DIKTI Depdiknas, di Hotel Emerald (24/7).

“Indonesia dapat saja memunculkan jenis-jenis pariwisata baru. Misalnya meditation tourisme, golf tourisme, spa tourisme dan sebagainya. Masih banyak peluang yang dapat diolah menjadi pariwisata khusus,” ujarnya.

Negara-negara di Asia Tenggara sendiri telah menyadari pentingnya pariwisata sebagai upaya untuk mendongkrak perekonomian nasional dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Data kuantitatif dari Global Insight menunjukkan, pada tahun 2006, Asia menerima 170 juta wisatawan, naik sebesar 8,5% dari tahun 2005. Sedangkan tahun 2010 diprediksi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Asia mencapai 230 juta dengan pertumbuhan 7-10% per tahunnya.

“Dari data yang ada, international tourist arrival selalu mengalami peningkatan dan umumnya memiliki pertumbuhan yang positif. Sedangkan penerimaan dunia dari pariwisata tahun 2006 mencapai US$ 735 billion atau naik US$ 58 billion dari tahun 2005. Pertumbuhan terpesat justru ada di Asia Pasifik, dimana kita berada,” ujarnya.

Menghadapi ketatnya persaingan antar negara dalam merebut pasar wisatawan asing, maka Indonesia sudah seharusnya mengembangkan jenis-jenis pariwisata tertentu yang memiliki nilai jual tinggi. “Salah satu tren kualitatif berdasarkan penelitian WTO tahun 2006 menunjukkan adanya kemunculan jenis-jenis pariwisata baru dengan pasar khusus atau niche market. Beberapa negara di Asean sudah menerapkan pariwisata seperti ini,” ujarnya.

Gusti mencontohkan negara Malaysia yang saat ini telah dikenal sebagai negara yang mengembangkan wisata kesehatan (medical tourism). Banyak warga negara asing, terutama dari Indonesia, untuk berobat atau pemeriksaan kesehatan ke Malaysia. Medical tourism tersebut, mampu meningkatkan arus kunjungan wisatawan asing ke Malaysia.

150.000 Wisman
Sementara Kepala Badan Pariwisata Sumut Hendry Hutabarat mengatakan, pada tahun 2007, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sumut mencapai 150.000 orang, naik 15% dari tahun 2006 yang besarnya 130.761 wisman.

“Untuk mencapai peningkatan arus wisman ke Sumut ini, maka diperlukan SDM yang profesional dan ahli di bidang pariwisata. Sayangnya, lembaga pendidikan yang ada seperti SMK Pariwisata, hanya mampu meluluskan sebanyak 100 orang per tahunnya. Sementara untuk tingkat akademi pariwisata, hanya 300 orang saja. Dari jumlah itu, hanya 25% yang bekerja di Sumut dan sisanya bekerja di luar Sumut,” ungkapnya.

Sumber: Harian SIB (31 Juli 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts