Pariwisata Nias Dapat Ditingkatkan Dengan Reformasi Budaya

Jakarta - Nias, yang memiliki beragam objek pariwisata yang menarik banyak wisatawan, dapat meningkatkan dan menggali potensi tersebut dengan melakukan reformasi budaya pada sektor pariwisata.

“Perlu ada reformasi budaya di Nias agar sektor pariwisata dapat meningkat,” kata pengusaha dan pengamat pariwisata Nias, Agus Mendrofa di Gunungsitoli, Nias, Minggu.

Menurut dia, reformasi budaya yang dimaksud dapat dilakukan dengan membenahi baik keadaan fisik maupun mental warga Nias agar siap menjadi tempat tujuan wisata dan menerima para wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Agus mencontohkan, budaya yang menjadi “magnet” bagi para wisatawan domestik dan mancanegara adalah tradisi loncat batu di Kabupaten Nias Selatan.

Selain itu, lanjut mantan Ketua Harian KONI Kabupaten Nias itu, sejumlah pantai di Nias seperti Soroako juga terkenal bagi para peselancar sebagai tempat yang baik dalam melakukan olahraga tersebut.

Bahkan, ujar ketua Yayasan Talifusoda itu, beberapa kali Nias sempat menjadi ajang penyelenggaraan lomba selancar tingkat dunia.

Agus menuturkan, kelemahan yang membuat potensi Nias belum memancar secara optimal antara lain adalah masih buruknya keadaan infrastruktur seperti listrik dan air.

Ia mencontohkan, rencana untuk meningkatkan pelayanan di hotel atau penginapan yang di Nias seperti menambah AC atau pendingin ruangan di sejumlah kamar kerap tidak bisa dilaksanakan karena Perusahaan Listrik Negara (PLN) tidak bisa menambah pasokan daya listrik di Nias.

“Ada juga tamu (hotel) yang keluar karena airnya kotor, tetapi karena menemukan bahwa di tempat lain juga begitu keadaannya, maka dia balik kembali ke sini,” katanya.

Senada dengan Agus, Ketua Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Perwakilan Nias, William Subandar, mengemukakan bahwa sebelum tragedi gempa Nias pada 28 Maret 2005, hanya 15 persen warga setempat yang menikmati pelayanan air bersih.

“Setelah pembangunan kembali, kami perkirakan kini angka tersebut telah mencapai sekitar 50 persen,” katanya.

William juga mengatakan, pihaknya telah menginvestasikan dana puluhan miliar kepada PLN dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), setempat agar terjadi perbaikan terhadap keadaan infrastruktur di Nias.

Sumber: Harian SIB (18 November 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts