Medan, Sumut - Kontingen Sumatera Utara menampilkan tarian Sigale-gale dalam pentas seni budaya Pekan Nasional (Penas) XIII di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Selasa (21/06) malam.
Tarian Sigale-gale yang ditampilkan di panggung hiburan rakyat kawasan Stadion Aji Imbut Tenggarong itu dibawakan tim kesenian kontingen Kabupaten Serdang Bedagai. Tarian Sigale-gale mendapatkan apresiasi dari peserta Penas XIII yang menyaksikan gelar seni budaya itu, khususnya kontingen Sumut.
Oktober Siahaan yang turut dalam kontingen Sumut mengatakan, tarian Sigale-gale merupakan legenda etnis batak yang menceritakan tentang kerinduan sebuah keluarga terhadap seseorang yang terhormat.
Legenda itu, kata Siahaan telah ada sejak ratusan tahun dan hampir diketahui oleh seluruh warga etnis batak, khususnya yang masih berada di daerah Tapanuli. Tarian itu menceritakan tentang sebuah keluarga yang merasa sedih atas wafatnya seorang ayah yang sangat dihormati dan dikagumi.
Keberadaan sang ayah yang wafat itu juga diakui seluruh warga desa karena menjadi guru tari Tor-tor yang merupakan tarian khas etnis batak. Disebabkan ketidakrelaan atas wafatnya sosok yang sangat disayangi dan dihormati itu, keluarga tersebut membuat sebuah patung yang mampu digerakkan menyerupai tarian Tor-tor yang sering diunjukkan ayahnya yang meninggal dunia.
“Kalau rindu dengan sang ayah, mereka menggerak-gerakkan patung tersebut. Itu lah tarian Sigale-gale,” katanya. Tarian Sigale-gale mendapatkan apresiasi dari peserta Penas XIII yang menyaksikan gelar seni budaya itu, khususnya kontingen Sumut.
Dengan penampilan itu, kontingen Sumut mendapatkan penghargaan dari Panitia Penas XIII bersama sejumlah kontingen lain yang juga menampilkan kesenian dari daerah masing-masing.
Sumber: http://beritasore.com