Menuju Bandar Wisata Islami
Gempa 9.0 SR yang disusul tsunami pada 26 Desember 2004 lalu di Aceh sangat menghancurkan. Karena itu, setelah berhasil berbenah, Aceh pun tak lupa mengucap syukur pada Yang Kuasa. Bagi mereka yang telah membantu dan mendukung, Banda Aceh pun telah siapkan sebuah even akbar sebagai ucapan terima kasih.
Khaddin, Banda Aceh
Ya, ratusan seniman dan budayawan ikut meramaikan Banda Aceh Festival 2011 yang berlangsung di sejumlah tempat di Kota Banda Aceh sejak 8-12 Juli. Selain itu, puluhan partisipan internasional dari 11 negara dan enam provinsi di Indonesia juga meramaikan festival tersebut.
“Festival ini ungkapan terima kasih kepada dunia internasional bahwa Banda Aceh telah pulih dari keterpurukan setelah dilanda bencana dahsyat gempa 9.0 SR dan disusul tsunami 26 Desember 2004,” ungkap Wali Kota Banda Aceh, Mawardy Nurdin, kepada Rakyat Aceh (grup Sumut Pos).
Tidak sampai di situ, Mawardy Nurdin mengatakan, festival tersebut digelar untuk menggerakkan sektor pariwisata guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Melalui festival ini, kami ingin menunjukkan bahwa Banda Aceh layak dikunjungi. Banda Aceh Festival 2011 merupakan fondasi bagi ibu kota Provinsi Aceh menuju Bandar Wisata Islami,” ujarnya.
Dikatakannya, ada sejumlah even utama Banda Aceh Festival 2011 yakni Banda Aceh Expo, Banda Aceh International Kite Festival, Aceh Food Festival, Lomba Putroe Bungong, Pameran Dekranas se-Aceh, Kemilau Sumatera dan Geulayang Tunang.
Setiap even utama tersebut diwarnai beragam acara pendukung, di antaranya pentas seni budaya, musik repertoar, pameran seni rupa dan pertunjukan seni kontemporer, pameran kerajinan, fashion show, dengan melibatkan ratusan seniman.
“Hampir 200 penari akan menampilkan tarian kolosal, Tari Ratoh Pesisir. Sebagai pelengkap festival, akan dimeriahkan artis ibu kota Cut Mini, Teuku Edwin, dan Denny Malik,” ujarnya.
Cut Mini dan Teuku Edwin akan berkolaborasi membawakan acara malam pembukaan Banda Aceh Festival 2011. Sedangkan Denny Malik dan kelompok Pentasindo akan mempersembahkan repertoar khusus Tari Pemuda Darussalam dan Rampak Rapa’i.
Khusus festival layang-layang internasional, sebut Wali Kota, diramaikan partisipan dari India, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Italia, Prancis, Jerman, Belanda, Jepang, dan Afrika Selatan. Sedangkan peserta dalam negeri berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Jakarta, dan Bali.
“Mereka akan memperlombakan keunggulan layang-layang dari negara dan daerah masing-masing serta bersaing dengan layang-layang masyarakat Aceh yang memiliki keunikan tersendiri,” ujar Wali Kota.
Di pameran seni rupa dan pertunjukan seni kontemporer akan menampilkan karya-karya Bonyong Munny Ardhi, Bambang Sudarto, Haris Purnomo, Moelyono, Kela Susanto, Dirman Saputra, Tri Sapta Anggoro, Umbu LP Tanggela, dan Mahdi Abdullah.
Kecuali itu, Banda Aceh Festival diselenggarakan bersamaan dengan Kemilau Sumatera yang merupakan agenda tahunan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Kemilau Sumatera menyajikan pesona wisata dari 10 provinsi se-Sumatera.
Menurut dia, Banda Aceh Festival 2011 digelar untuk menggerakkan pelaku seni dan budaya dalam menyukseskan Visit Banda Aceh Year 2011 serta menyongsong Visit Aceh Year 2013 yang akan mendukung pembangunan sektor pariwisata di Provinsi Aceh.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh Reza Fahlevi mengatakan, selain even utama, Banda Aceh Festival dirangkai dengan berbagai kegiatan pendukung lainnya, seperti yang digelar di Museum Tsunami, Taman Sari, Taman Putro Phang, serta panggung bergerak. “Panggung bergerak ini akan berkeliling, menghampiri keramaian masyarakat dan menyajikan hiburan artis Aceh,” ungkap Reza Fahlevi.
Menurut dia, festival bertajuk feel the harmony, discover the extraordinary, ini digagas Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menarik minat wisatawan dalam dan luar negeri. (*)
Sumber: http://www.hariansumutpos.com