Makassar, Sulsel - Pelayaran cinta Sawerigading ke kampung halaman bukan hanya menjadi tema pementasan karya teater tari dan musik I La Galigo di Palopo, akhir pekan ini. Dalam wujud pementasannya, Sawerigading memang baru akan dipertunjukkan di kampung halamannya, di Gedung Kesenian Palopo, Jumat-Sabtu (1-2/7). Sawerigading juga diharapkan menebar kedamaian di antara warga Luwu setelah menyaksikan pertunjukan yang disutradarai budayawan dan koreografer Sulsel asal Luwu, Andi Abubakar Hamid. Tak hanya itu, pementasan ini dipastikan sarat makna dan sangat kental dengan budaya Luwu.
Pastinya ada perbedaan yang mennyolok dari pementasan sebelumnya yang diarsiteki sutradara dunia, Robert Wilson. “Penonjolan nilai-nilai budaya Luwu sangat mendominasi dalam pementasan ini,termasuk setting panggung dan penggunaan kostum para pemainnya. “Tari-tarian juga menggunakan tarian dari Luwu Raya sehingga pementasan ini sangat kental budaya Luwu di dalamnya. Ini memberikan nilai-nilai pendidikan yang besar bagi pelajar dan mahasiswa di Palopo,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palopo Najib Kasim di Palopo, kemarin.
Meski pementasan ini tidak dibesut sutradara dunia yang telah berpengalaman mementaskan Sureq I La Galigo di beberapa negara Eropa dan Asia, termasuk di Kota Makassar awal April lalu, tetapi pementasan I La Galigo di Palopo memiliki nilai besar bagi pengembangan budaya dan seni. “Untuk pertama kali pementasan teater seni I La Galigo dilaksanakan di Luwu,daerah asal Sureq I La Galigo di Sulsel,” ungkapnya.
Bahkan, dia mengklaim bahwa pementasan perdana Sureq I La Galigo di Palopo bertujuan mengembalikan nilai-nilai budaya Luwu yang melenceng dari berbagai pementasan yang telah dilaksanakan selama ini, termasuk pementasan yang disutradarai Robert Wilson. Berbagai pelurusan nilai budaya tersebut, seperti penggunaan bahasa, baju adat, dan tarian. Di dalamnya juga termasuk pelurusan nilai budaya Luwu menyangkut penggunaan hiasan kepala yang tidak sesuai tradisi asli Luwu yang merupakan cikal bakal cerita I La Galigo.
Masyarakat Palopo pun sangat antusias menyaksikan pertunjukan yang lama dinanti itu. Panitia menyiapkan tiket yang bervariasi, yakni Rp100.000 untuk VIP, tiket ekonomi Rp50.000, dan khusus pelajar dan mahasiswa Rp25.000.“Saat ini tiket yang sudah terjual sudah 80% dari 2.000 tiket yang disiapkan,” paparnya. Pementasan Sureq I La Galigo di Palopo mengangkat tema Episode Pelayaran Cinta Sawerigading ke Kampung Halamannya. Sutradara Andi Abubakar Hamid dibantu penata gerak Ridwan Aco, asisten penata gerak Aswani SN, naskah Syaifuddin Bahrun,dan pengarah artistik Mustakim.
ubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, bahkan dijadwalkan akan menyaksikan langsung pementasan tersebut pada hari kedua, Sabtu (2/7). “Bapak Gubernur dijadwalkan nonton pada hari pertama. Tetapi karena sibuk, nanti pada hari kedua baru dia ikut menyaksikan pertunjukkan ini,” tutur Najib. Andi Abubakar Hamid, di sela-sela latihan pemantapan di Gedung Kesenian Palopo, mengatakan, pementasan Sureq I La Galigo di Palopo ini tetap mengandalkan lighting, sound system, kostum, dan seni tari.
“Sebanyak 77 seniman di Sulsel, sekitar 40 di antaranya seniman lokal Palopo mendukung pementasan ini. Selama hampir sebulan, latihan dipusatkan di sini agar pertunjukan ini sempurna dan bisa menjadi sarana hiburan dan pendidikan bagi masyarakat Palopo,” katanya. Dia meminta masyarakat Palopo tidak membandingkan dirinya dengan sutradara Robert Wilson yang telah berpengalaman mementaskan Sureq I La Galigo di berbagai belahan dunia.
Andi Abu, begitu Andi Abubakar Hamid akrab disapa, tetap berupaya menampilkan pertunjukan teater dan seni tari I La Galigo yang tidak akan mengecewakan masyarakat Palopo.
Sumber: http://www.makassarterkini.com