Purwakarta, Jateng - Ribuan warga Purwakarta tumpah ruah memadati sepanjang Jl Sudirman hingga Jl KK Singawinata untuk menyaksikan festival tumpeng yang diselenggarakan Pemkab Purwakarta, Sabtu (16/7).
Kegiatan itu sekaligus membukukan rekor MURI dengan penyajian tumpeng terbanyak 37.683 tumpeng mengalahkan rekor tumpeng sebelumnya di Palembang tercatat 9734 tumpeng.
Hanya saja, pelaksanaan itu dinodai lantaran diselenggarakan bersamaan malam Nisfu Sya`ban. Sejumlah warga menerima SMS berantai berisi kecaman terhadap pelaksanaan pawai tumpeng. “Isi SMS begitu menyeramkan. Katanya pawai tumpeng itu tak ubah prosesi pemujaan oleh para pemuja syetan,” ujar Herlambang, satu warga, disela-sela asyik menonton pawai tumpeng. Ia pun memperlihatkan SMS dengan nomor pengirim yang tak ia kenali.
Sesuai tema Festival Hitam Putih, pro kontra mewarnai pelaksanaan festival tumpeng. Sebagian warga memberi apresiasi kepada Bupati Purwakarta atas prakarsanya menggelar kegiatan tersebut hingga memecahkan rekor MURI.
“Bupati ingin mengangkat kembali pawai tumpeng sebagai warisan leluhur yang nyaris pudar. Mungkin generasi muda hari ini tak begitu mengetahui apa itu tumpeng,” kata Opik, satu warga Purwakarta.
Namun sebagian warga lain menilai, pawai tumpeng ini suatu kegiatan mubazir. Terlebih dilaksanakan bersamaan malam nisfu syaban. ” Kita bisa lihat sendiri ribuan tumpeng itu akhirnya menjadi sampah tak termakan. Padahal masih banyak warga miskin Purwakarta yang bersamaan itu tak makan karena tak punya beras,” tutur Mulya.
Selain itu, lanjut dia, pelaksanaan festival tumpeng telah mengorban masyarakat pengguna jalan di sepanjang jalan dilalui peserta pawai tumpeng karena jalan ditutup hingga merugikan para pemilik toko dan pedagang kuliner kaki lima. ” Bahkan ada pedagang nasgor di Jl KK Singawanita ini tak boleh berjualan. Padahal mereka telah menyiapkan kelengkapan berjualan,” tuturnya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, terima kasih kepada masyarakat yang begitu antusias menyaksikan pelaksanaan festival tumpeng tersebut. ” Ini wujud kecintaan mereka kepada Purwakarta ini,” katanya.
Ngadri, Manajer MURI, usai kegiatan menyerahkan piagam MURI kepada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. “MURI memberikan piagam ini karena karya dan karsa juga superlatif. Penyelenggaraan tumpeng ini telah memecahkan rekor dari pelaksana sebelumnya di Palembang,” ungkapnya.
Sumber: http://www.poskota.co.id