Samarinda, Kaltim - Gubernur Awang Faroek selalu punya daya tarik. Tidak heran, penyair kondang asal Negeri Jiran Malaysia sekelas Jaya Ramba pun tidak ragu untuk memberinya ungkapan salut.
"Sambutan awal yang kami rasakan sangat baik, dia (Awang Faroek,Red) sendiri yang membacakan puisi saat pembukaan. Dalam program ini, kami lihat Gubernur memberikan ruang sangat luas dan ini tidak terjadi di Serawak," puji Jaya Ramba dengan logat Malaysia.
Tiga hari pelaksanaan dialog sastra, seni dan budaya empat provinsi di Kalimantan plus Brunei Darussalam dan Malaysia di Ruang Serba Guna Kantor Gubernur dan sambutan selamat datang di Pendopo Lamin Etam yang merupakan fasilitas resmi pemerintah daerah menurutnya adalah bentuk kepedulian dan kecintaan kepala daerah terhadap pengembangan dan pelestarian sastra, seni dan budaya.
Perhatian pemerintah ini menurut Jaya Ramba akan memberi pengaruh sangat besar, khususnya terhadap semangat para peserta. Begitu pun dalam akurasi dialog.
"Kami biasanya melakukan dialog ini di hotel di pusat kota. Bila dialog dilakukan fasilitas pemerintah seperti ini, saya pikir konsentrasi kami akan lebih fokus. Bila di hotel di pusat kota, biasanya konsentrasi peserta bisa lari ke shoping. Menurut saya, ini sangat bagus karena di sini kita bisa benar-benar bisa bicara sastra," kata sastrawan muda kelahiran Serawak ini.
Sastrawan yang telah melahirkan puluhan Cerpen dan puisi di Malaysia dan mengaku baru sekali datang ke Samarinda, secara khusus memberi sumbangan saran bagi pengembangan sastra Kaltim, khususnya bagi para penulis muda Borneo.
"Saya yakin karya sastra penulis muda Borneo bisa juga dikenal, bukan hanya di bumi Borneo, tapi juga ke pulau-pulau lain, antara lain Sumatera, Jawa dan seberang laut Hindia," kata Jaya Ramba.
Dia juga memberi apresiasi atas inisiatif Gubernur Awang Faroek Ishak untuk mendorong mengajarkan pendidikan sastra ke sekolah-sekolah. Hal tersebut, diyakini akan mendorong kecintaan generasi muda mengenal sastra.
Sumber: http://www.sapos.co.id