Kisah Para Pemburu Aksara

Oleh: Muhammadun*

Judul buku: Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken
Penulis : Jostein Gaarder & Klaus Hagerup
Penerbit : Mizan Bandung
Cetakan : 1 Maret 2011
Tebal : 282 halaman

Memasuki rimba aksara memang penuh misteri. Setiap huruf menyimpan misteri makna sendiri-sendiri. Tatkala terakit menjadi kata atau kalimat, misteri juga tak juga usai. Makin panjang dirakit dalam uraian, misteri terus bermunculan tanpa henti. Dan misteri itulah yang ternyata telah membuat manusia kreatif dalam mengimajinasikan gerak laku hidupnya. Aksara-aksara membuat manusia memecahkan misteri-misteri kehidupan, walaupun misteri yang terpecahkan mendatangkan misteri baru. Tetapi generasi beikutnya segera memecahkan misteri tersebut, dan seterusnya. Aksara, misteri dan manusia menjadi jalinan kuat yang menghadirkan berbagai karya sastra, karya sosial, karya politik dan karya kebudayaan.

Salah satu kisah penyingkap misteri aksara adalah novel bertajuk “Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken” karya Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup. Novel Gaarder bersama Hagerup ini mengisahkan jejak hidup manusia yang merakit tradisi hidupnya dalam rimba aksara. Bukan saja aksara yang menjadikan kisah dalam novel ini menarik, melainkan terdapat lumbung aksara yang termanifestasikan dalam sebuah perpustakaan ajaib. Dari perpustakaan inilah, aksara bermain penuh loncatan, mengisahkan beragam targedi, membuka tabir yang penuh rahasia, menyingkap segala teori pengetahuan dan memuat jutaan figuran yang mendetakkan jantung aksara.

Novel ini mengisahkan dua saudara sepupu, Berit dan Nils, yang tinggal di kota yang berbeda. Untuk berhubungan, kedua saudara ini membuat buku-surat yang mereka tulisi dan saling mereka kirimkan satu dengan lain. Buku-surat tersebut bukan saja berisi pernik-pernik hidup yang mereka jalani, melainkan juga berisi kisah-kisah inspiratif dan dialog filosof yang penuh makna, sehingga kedua saudara tersebut seolah sedang belajar bersama menemukan sebuah makna di tengah perpisahan mereka. Kisah kedua remaja ini diketahui seorang wanita misterius, Bibbi Bokken, yang mengincar buku-surat tersebut. Bersama komplotannya, Bibbi Bokken sedang merencakan sebuah rencana rahasia atas kedua remaja tersebut. Rencana tersebut berkaitan dengan perpustakaan ajaib dan konspirasi dalam sebuah perbukuan.

Berit dan Nils mengerti betul yang sedang direncakan Bokken. Kedua remaja itu akhirnya melakukan petualangan untuk mengetahui rahasia perpustakaan ajaib. Dengan beragam cara dilakukan, kedua remaja itu akhirnya menemukan perpustakaan ajaib yang membuat keduanya tercengang dan terheran-heran. “Anda termasuk ke dalam sedikit orang terpilih yang bisa memasuki aula ini. Di sini akan anda temukan semua buku yang ditulis sepanjang sejarah umat manusia.” Tulisan di pintu depan perpustakaan ini membuat Berit dan Nils terpana, seolah memasuki gerbang pengetahuan tanpa lorong.

Kala memasuki ruang perpustakaan ajaib itulah, kedua remaja ini seolah memasuki gerbang pengetahuan yang tiada ujung. Semua buku terhampar begitu luas dalam perpustakaan tersebut. Tetapi semua yang dihadapan mata kedua remaja itu membuat kedua remaja itu bertanya, bagaimana seorang wanita mampu melakukan pekerjaan yang sangat hebat, sehingga terkumpul buku-buku penting yang sangat dibutuhkan para ilmuan dunia. Rasa penasaran ini ditangkap oleh Bibbi Bokken, sehingga diceritakan bahwa sang Bibbi ternyata dulunya seorang pustakawan, bibliografer yang sangat hebat. Pernah bekerja sebagai pustakawan di pemerintah Norwegia, sehingga mempunyai pengelaman yang luar biasa dalam mengelola perpustakaan. Di samping itu, sang Bibbi juga mempunyai jaringan pustakawan lintas negara yang mempunyai rahasia buku-buku penting yang dijadikan rujukan para ilmuan dunia.

Jaringan pustakawan Bibbi Bokken inilah yang membuat dirinya mempunyai jaringan rahasia dalam dunia pustaka. Juga jaringan rahasia ihwal para penulis yang kerap kali tidak mencantumkan namanya kala menulis sebuah esai, buku, puisi, cerpen dan novel. Bokken menjadikan jaringannya itu untuk membuka jaringan lintas rahasia yang melibatkan para pemburu aksara yang berada di balik layar. Kedua remaja itu akhirnya terpana dan mengakui bahwa yang dilakukan sang Bibbi memang penuh misteri. Dari sini juga Berit dan Nils juga mengerti bahwa surat-buku keduanya yang juga diincar ternyata juga lewat jalan rahasia.

Terjadi banyak perdebatan antara kedua remaja itu dengan Bokken, bukan saja ihwal aksara, buku dan perpustakaan, tetapi juga tentang cerita detektif, kisah cinta, puisi, sejarah, drama, film, humor dan sebagainya. Terlihat sekali bahwa aksara menjadi misteri perbincangan yang menyingkap semesta. Dialog antara Berit, Nils dan Bibbi Bokken yang terekam dalam novel ini menjadi sebuah peremenungan yang menarik bagi pembaca untuk menyuntikkan semangat menyelami aksara dengan penuh ceria. Sangat menarik dikisahkan bagi anak-anak remaja untuk semakin gemar membaca, di samping memberikan daya imajinasi yang apik untuk membuka ruang gelap pengetahuan.

Menggeluti dunia aksara menjadikan anak manusia semakin mengerti ihwal jati diri hidupnya. Aksara memang menyimpan misteri, tetapi aksara juga menyingkap misteri. Karena itulah, para pemburu aksara tak mudah “tertipu” dengan misteri kehidupan, selain mereka juga menyimpan misteri tersebut, mereka mempunyai daya kekuatan untuk menyingkap misteri yang terjadi. Berit, Nils dan Bibbi Bokken dalam novel ini memberikan sebuah sketsa bahwa aksara menjadikan mereka sosok yang penuh pemberani dalam menyingkap misteri kehidupan. Walaupun mereka perempuan, semangat mereka patut menjadi catatan penting perempuan Indonesia untuk bergerak penuh motivasi dalam membangun peradaban aksara, sehingga bisa maju menggapai kemajuan.

*Pustakawan

-

Arsip Blog

Recent Posts