Perhatian Pemda Terhadap VIY 2008 Masih Minim

Jakarta - Perhatian pemerintah daerah (pemda) dalam upaya mendukung `Visit Indonesian Year (VIY) 2008` dinilai masih minim.

Demikian diungkapkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik menanggapi sejumlah pertanyaan yang terlontar dari anggota komisi X DPR, dalam rapat kerja (raker) yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X DPR Didik J Rachbini, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (4/2).

Jero Wacik mengemukakan, kurangnya perhatian pemda itu misalnya, terlihat dalam berbagai undangan, untuk menghadiri rapat koordinasi yang diselenggarakan Departemen Depbudpar.

"Sudah kita undang unsur gubernur, bupati atau wali kota, kepala dinas (kebudayaan dan pariwisata) dalam setiap kesempatan rapat koordinasi, namun yang datang hanya 1–2 orang. Jika saya mau pecat, itu kan bukan kewenangan saya, karena sudah otonomi daerah," ujar Menbudpar dengan nada agak kesal.

Padahal, kata Menbudpar, kalau setiap pemda memiliki `sadar wisata` untuk turut menggaungkan VIY 2008 yang mentargetkan tujuh juta wisatawan manca negara, dengan melakukan promosi ke setiap penjuru daerah di Indonesia, dan juga luar negeri, kemungkinan besar apa yang ditargetkan dalam VIY 2008, akan berhasil, dan bahkan melampaui target.

"Sebenarnya, saya berharap, kepada pemda-pemda, untuk mencontoh, apa yang dilakukan oleh propinsi DKI Jakarta dan Bali misalnya yakni menganggarkan komponen APBD-nya, untuk promosi pariwisata di daerahnya," ujar Menbudpar.

Hal itu, lanjutnya, sangat membantu pemerintah, karena selama ini diakui, untuk melakukan promosi VIY 2008 masih terkendala oleh anggaran, sehingga dibutuhkan bantuan dari pemerintah daerah untuk `sadar wisata` dengan menyediakan anggaraan sebagai upaya promosi daerahnya.

Kendati demikian, kata Menbudpar, bukan berarti pemerintah hanya menggaungkan wacana saja, tanpa ada tindakan yang berarti dalam VIY 2008. "Kita tetap memperhatikan pemilahan atas anggaran promosi VIY 2008, baik untuk promosi di dalam negeri maupun di luar negeri," ujar Menbudpar.

Menbudpar mencontohkan, misalnya promosi untuk menarik wisman dari Korea, yakni dengan memberikan daya tarik tersendiri. "Dari data misalnya, 25 persen orang Korea, ke Indonesia, untuk main golf, wedding dan honeymoon. Nah, seputar itulah yang kita garap dari sisi promosinya," kata Menbudpar.

Menbudpar juga menampik anggapan anggota komisi X DPR, bahwa VIY 2008 juga kurang terdengar di kalangan duta besar asing di Indonesia. "Sama halnya dengan pemda, para duta besar itu, hanya sedikit yang hadir, ketika kita undang ke Depbudpar," ujar Menbudpar.

Sumber: www.mediaindonesia.com (5 Februari 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts