Empat Penjahat Bertopeng Rampok Bank Danamon Tambora

Jakarta - Perampokan dengan sasaran kantor bank kembali terjadi. Kali ini, giliran Bank Danamon Unit Simpan Pinjam Kantor Cabang Pembantu Jembatan Dua, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat yang menjadi sasaran.

Kejadian itu berlangsung sekira pukul 11.00 WIB, Kamis (30/6/2011). Pelaku diduga berjumlah empat orang yang menggunakan penutup wajah. Satu di antaranya menggunakan senjata api dan menodongkan kepada karyawan bank.

Akibat kejadian tersebut Bank Danamon mengalami kerugian sekitar Rp46 juta. Tidak ada korban jiwa atas kejadian tersebut.

Menurut Credit Officer Bank Danamon Simpan Pinjam, Rizal, yang menjadi korban perampokan itu menuturkan, pelaku itu datang tiba-tiba dengan jumlah empat orang. Semua pelaku itu menutupi wajahnya dengan helm dan sapu tangan yang diikatkan di wajahnya.

"Kita tidak bisa mengenali pelaku itu," kata Rizal.

Satu orang pelaku mengeluarkan senjata api laras pendek dan menodongkan ke office boy (OB) bank, Ruli Barisul. Melihat adanya seorang temannya ditodong dengan senjata api, karyawan yang lain jadi kecut. Pelaku membentak semua karyawan bank tersebut untuk tiarap menelungkup. Termasuk juga Nur Aini yang sedang bertugas di meja teller. Nuraini pun diseret ke dalam ruangan. Sehingga waktu itu kondisi kantor bank terlihat sepi dan tenang.

Setelah menelungkup semua karyawan tangan dan kakinya diikat dengan tali. Sedangkan wajah dan kepala ditutupi dengan lakban yang dililitkan. Mereka dikumpulkan di ruang belakang kantor bank secara bertumpuk. "Kita tidak bisa berbuat apa-apa," katanya lagi.

Usai menyekap semua karyawan bank yang berada di perempatan Jemabatan Dua, Jalan Latumenten itu, pelaku membongkar semua brangkas bank di meja teller. Bahkan dua orang karyawan dompetnya pun diambil pelaku. "Uang di dalam brankas itu berjumlah Rp40 juta. Semua itu hasil setoran dari debitur. Dua teman kami dompetnya diambil isinya," sambung Musa, operation oficer Bank Danamon.

Rijal menyebutkan, waktu karyawan di Bank tersebut berjumlah lima orang, termasuk dirinya. Empat orang lainnya, di bagian teller Nuraini, Operation Officer Musa Rahma, Dian Saputra, dan office boy, Ruli Barisul.

Musa mengatakan, ketika kejadian itu dia melihat ada empat orang pelakunya. Satu berada di depan meja teller, satu memegang senjata api, dua lainnya mengikat semua karyawan dengan tali dan lakban. "Kita tidak bisa berbuat apa-apa," ungkap Musa.

Menurut Rizal, pengikatan dan penyekapan yang dialaminya berlangsung 15 menit. Setelah berhasil membongkar brankas, pelaku kabur dengan menggunakan sepeda motor.

Pantauan di ruang bank tersebut tidak terlihat closed controled television (CCTV). Satpam pun tidak ada berada di tempat. Ruang teller terlihat berantakan dengan brankas yang sudah rusak.

Kebetulan waktu itu hanya ada seorang karyawan teller di depan kantornya. Sedangkan empat orang karyawan lain berada di dalam ruangan bekerja. "Kebetulan waktu itu tidak ada nasabah. Kantor lagi sepi, karena sedang hujan," kata Rijal.

Setelah pelaku kabur, Rizal dan rekannya berusaha membuka pengikat tali dan kakinya. Lantas membuka lakban yang melilit dan menutupi wajah mereka. Usai itu karyawan tersebut melapor ke Polsek Tambora. "Sebelumnya kita melapor ke Pos Pol di perempatan sini, tapi tidak ada orang kita lari ke Polsek untuk meminta pertolongan," ungkapnya lagi.

Setelah melaporkan insiden itu, jajaran Polsek Tambora yang dipimpin langsung Kepala Polsek Tambora, Kompol Heri Dian mengejar pelaku. Sayang, di lokasi kejadian pelaku sudah kabur. Beberapa saat kemudian tim identifikasi dari Polres Jakarta Barat dan Resmob Polda Metro Jaya datang mengidentifikasi tempat kejadian perkara (TKP).

Kapolsek Tambora, Kompol Heri Dian mengatakan, kejadian tersebut dalam penyelidikan jajarannya. Menurut dia, modus perampokan belum dapat diketahui. Menyoal senjata api yang digunakan pelaku belum bisa dipastikan.

"Kita baru menerima keterangan dari korban saksi. Dari hasil keterangan itu, pelaku diperkirakan berjumlah empat orang dengan kerugian yang dialami bank sebanyak Rp46 juta. Kasus ini ditangani tiga pihak, polsek, polres dan resmob polda," kata Heri Dian didampingi Kepala Unit Reskrim AKP Sukatma.

Heri menyayangkan sikap bank yang tidak menggunakan CCTV di dalam ruangan. Begitu juga dengan satpam pun tidak berada di tempat. "Dua minggu lalu semua perbankan di Tambora kita kumpulkan untuk diberikan sosialisasi pengamanan atas kemungkinan ancaman perampokan. Salah satu hasil pertemuan itu menganjurkan bank untuk menggunakan CCTV. Agar segala aktivitas di bank dapat terpantau. Terutama untuk memonitor kemungkinan terjadinya tindak kejahatan," bebernya.

Dengan tidak adanya CCTV, sambung Heri Dian, sedikit menjadi kendala dalam penyelidikan. "Walau tidak ada CCTV kita tetap memburu pelaku yang diperkirakan berjumlah empat orang. Siapa pelaku ini, kita belum bisa memastikan apakah pemain lama atau baru. (Ilham Safutra/Koran SI/hri)

-

Arsip Blog

Recent Posts