Kesenian Joged Pukau Penonton PKB

Denpasar, Bali - Pementasan kesenian tari joged dari Sanggar Widya Kencana, Banjar Serongga Kelod, Desa Serongga, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, memukau penonton Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Denpasar, Jumat.

Koordinator Sanggar Widya Kencana Ida Bagus Semara Putra mengatakan, tari joged yang disuguhkan dikenal sangat patuh terhadap pakem, walau tarian ini adalah tergolong tarian pergaulan kaum muda yang mana biasanya penuh ingar bingar dan suka cita.

Karena tarian joged ini selalu mengajak lawan menari yaitu seorang penari "pengibing" (laki-laki). Biasanya penari laki-laki diambil dari penonton dengan cara "nyatek" atau ditunjuk oleh penari joged tersebut.

Selain itu, tari joged ini gerakan tubuhnya tidak vulgar, terutama pantatnya hanya goyang ke kiri dan ke kanan atau tidak menunjukkan gerakan erotis.

Ia mengatakan, pementasan kesenian joged ini benar-benar tariannya mengikuti pakem palegongan. Artinya tidak ada gerakan tubuh erotis seperti joged yang lain.

"Penari joged kami menari sesuai dengan pakem joged. Bukan karena pentas di ajang PKB saja, tetapi setiap pentas di mana saja yang setiap hari pentas ke pelosok desa di Pulau Dewata. Walaupun saat menari ada pengibing yang sedikit nakal, penari kami tidak akan terpengaruh dengan godaannya," ucap dia.

Menurut Semara Putra yang juga seniman tabuh dan pedalangan itu, joged yang dipimpinnya tidak mau dikatakan menari di luar batas atau menunjukkan gerakan erotis.

"Kami ingin memberikan hiburan sesuai dengan pakem pelengongan dan sekaligus meluruskan pengertian joged yang selama ini warga masyarakat terkesan, bahwa tari joged adalah tarian erotis," ucapnya.

Menurut Putra, dalam pergelaran di ajang PKB ini didukung empat penari joged dan 24 penabuh gamelan.

Ni Ketut Mulyani, penari joged mengaku dirinya menari sesuai dengan pakem joged, tidak sampai menari dengan gerakan tubuh erotis, walau tarian ini adalah tarian yang menggambarkan pergaulan sepasang muda mudi.

"Di mana saja saya menari sesuai dengan pakem tarian, tidak ada gerakan erotis. Walaupun saat menari saya digoda oleh sang pengibing," ucap gadis tamatan SMKI Negeri 3 Sukawati ini.

Sementara Nyoman Darsana, seorang penari "pengibing" mengaku sangat senang bisa berpartisipasi menari dengan penari joged tersebut karena gerakan tari joged penuh dengan canda.

"Saya senang bisa menari dengan joged. Ini adalah hobi saya. Karena tari joged sangat populer dikalangan anak muda," ucap pria asal Kabupaten Tabanan itu.

Tari Joged ini diiringi alunan suara "rindik", gamelan tradisional yang terbuat dari bambu, dikombinasi dengan gamelan lainnya seperti kendang, cengceng, kempur dan seruling.

Kegiatan PKB selama sebulan itu menyuguhkan 334 kali pementasan, sepuluh jenis kesenian di antaranya dilombakan dan sejumlah pementasan bersifat parade.

Lomba atau parade seni merupakan salah satu dari enam agenda PKB Ke-33 Tahun 2011. Aktivitas lainnya meliputi atraksi budaya yang melibatkan duta seni dari delapan kabupaten/kota di Bali serta sejumlah pementasan kesenian partisipasi dari daerah di Indonesia.

-

Arsip Blog

Recent Posts