Bali Diusulkan Jadi Pusat Kebudayaan Dunia

Denpasar, Bali - Pemerintah Provinsi Bali akan mengusulkan kepada UNESCO agar Bali dapat menjadi pusat peradaban dunia. Usulan tersebut akan disampaikan melalui Bali World Culture Forum (BWCF) yang dibuka secara resmi oleh Presiden SBY pada Jumat (10/6).

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika menegaskan, Bali diangap layak menjadi menjadi pusat peradaban dunia karena kebudayaan yang unik dan konsisten dijalankan oleh penganutnya yakni masyarakat Bali sendiri.

"Pilar-pilar kebudayaan di Bali seperti upacara, desa adat,desa pakraman subak, puri diyakini tetap terlestari karena penganutnya secara konsisten menjalankan, menghayati, serta mengamalkannya dalam kehidupan setiap hari," ujarnya, Jumat (10/6).

Secara internal, pilar-pilar tersebut sudah dilakukan oleh masyarakat Bali melalui konsep Tri Hita Karana.

Menurut Suastika, ada beberapa kriteria untuk diusulkan menjadi pusat kebudayaan dan peradaban dunia. Beberapa diantaranya adalah adanya kegiatan atau aktifitas budaya dalam upacara setiap harinya, ada pusat-pusat kebudayaan secara fisik seperti puri yang tersebar secara merata di seluruh pelosok Bali. Konsep-konsep gotong royong sudah menjadi santapan harian masyarakat Bali. Pemerintah Provinsi Bali juga akan secara secara konsisten menjaga dan melestarikan asset-aset budaya tersebut yang kemudian akan diusulkan menjadi pusat kebudayaan dan peradaban dunia.

Usulan tersebut akan disampaikan dalam BWCF yang akan diikuti oleh 200 peserta dari 5 benua, delegasi UNESCO, peserta dalam negeri maupun peserta local lainnya. Para peserta tersebut akan diajak untuk berkunjung ke tiga warisan budaya dunia yang saat ini sudah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi warisan dunia. Ketiga obyek tersebut adalah daerah aliran sungai (DAS) Tukad Pakerisan, system irigasi tradisional Subak Jatiluwih dan Pura Taman Ayun.

Budayawan Bali Wayan Geria mengatakan, hasil yang diharapkan dari BWCF adalah mendapatkan rumusan yang komprehensif melalui berbagai sudut pandang tentang kebudayaan sebagai aspek dinamis dalam menjaga dan mengembangkan peradaban melalui deklarasi Bali.

Bagi masyarakat Bali sendiri diharapkan dapat memperoleh rumusan blue print program pembangunan yang berbasiskan kebudayaan tahun 2013 hingga 2030.

"Dari semua harapan tersebut, bisa berpengaruh pada penguatan identitas Bali berbasis kebudayaan, pengokohan posisi Bali sebagai pusat kebudayaan dunia, serta penguatan usulan untuk meningkatkan status keputusan UNESCO tentang tiga warisan budaya dunia dari Bali," ujarnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts