Balikpapan, Kaltim - Menyambut ulang tahun ke-116 Kota Balikpapan, Lembaga Adat Kutai Balikpapan menggelar Erau Budaya Balikpapan di area Banua Patra, Jalan Sudirman, mulai Rabu (6/2) hingga Minggu (17/2) mendatang. Pada pembukaan Erau kemarin dihadiri Putra Mahkota Prabu Arifin, putra kedua Sultan Kutai Kartanegara. Dalam gelaran yang berlangsung kedua kalinya di Kota Beriman ini turut melakukan adat beluluh yang diikuti para pemangku jabatan tinggi dari berbagai bidang, seperti Ketua DPRD Andi Burhanuddin Solong, Danlanal Kolonel (P) I Gusti Kompiang, Dandim 0905 Letkol Inf Endro Sasongko, perwakilan Polres, dan perwakilan Wali Kota.
“Beluluh bertujuan mengeratkan tali persaudaraan. Yang sempat terputus, kembali terikat dan yang terjalin akan semakin erat,” ujar Junaidi Ping Juan Ringkai (50), Panglima Penggawa Adat Kuning usai pengukuhan.
Disampaikan Haryanto Bachroel, Menteri Sekretaris Keraton Kesultanan Kutai Ing Martadipura, Erau kali ini membawa misi untuk mengembangkan pariwisata Balikpapan, karena Kota Minyak masih merupakan kesatuan wilayah adat Kesultanan Kutai yang sudah ada sejak dulu.
“Kami dari keraton memberikan warna suka cita, dengan ragam adat dari Kutai kepada salah satu wilayah anak karena Balikpapan pun termasuk budaya kita,” tuturnya. Oleh karena itu Erau Budaya Balikpapan 2013, lanjut dia, dimulai dengan upacara pengukuhan para pejabat tinggi sekitar. “Tujuannya supaya budaya Erau pengerat persaudaraan ini bisa berjalan dan berkembang dengan baik,” imbuh dia.
Haryanto yang bergelar Adji Pangeran Gondo Prawiro itu juga mengatakan bahwa dalam setiap Erau Budaya, tentu mengharapkan semua etnis bisa terlibat di dalamnya, dengan tetap berada pada garis jelas kebudayaan Kutai. Dirinya mengungkapkan, Erau Adat hanya bisa dilakukan di Keraton Tenggarong, sementara yang saat ini sedang berlangsung selama sepekan ke depan dinamakan Erau Budaya karena dilaksanakan di luar wilayah kerajaan (Keraton Tenggarong).
“Jika dikemas dengan baik, kami yakin, kita akan berkembang dengan baik dan terarah. Lantas berujung pada ekonomi kerakyatan dan kreatif yang meningkat. Karena pastinya juga akan mengundang wisatawan lokal maupun asing sehingga meningkatkan devisa negara,” terang pria 60 tahun tersebut.
Erau Budaya Balikpapan ini nantinya diisi dengan ragam kegiatan seni dan olah raga tradisional seperti Pelas Benua, Kesenian Keraton, Besawai, Wisata Kuliner, Pesta Pantai, Maulid Habsy, Belimbur dan ramah tamah sebagai penutup acara Erau pekan depan. “Besawai dan Pelas Benua bertujuan membersihkan alam dengan menjauhkan bala dan segala hal yang tidak baik di sekitar masyarakat,” tambah abdi dalem keraton berusia 50 tahun itu.
Selain itu akan ada adat Siraman, yaitu semua masyarakat yang hadir akan disiram air dengan tujuan membersihkan jasad dan rohani dari ketidakbaikan atau hal-hal negatif di sekeliling, sehingga kembali suci nan fitri. “Siapa saja, tanpa pandang jabatan dan status sosial, harus disiram dan tidak boleh marah,” imbuhnya. Diungkapnya, acara Siraman akan berlangsung di Pantai Segara Sari Manggar pada penutupan Erau nanti.
Ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong yang dikukuhkan urutan pertama menyampaikan Momentum Erau Budaya Balikpapan tahun ini adalah bagian dari eksistensi Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu acara ini bagian dari upaya mempertahankan serta memelihara tradisi leluhur, pelestarian adat yang sudah ada sejak abad lampau, seni dan budaya, agar tidak tertelan zaman.
Sesuai dengan instrumen Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang pariwisata, sekaligus menjadi destinasi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. “Erau ini merupakan simbol kedekatan bagi para kepala-kepala wilayah dengan pemimpin adat asli. Jadi bersama-sama memajukan potensi agar tidak mengalami kemunduran terlalu jauh akibat modernisasi,” katanya.
Sumber: http://www.kaltimpost.co.id