Sleman, DIY - Akhir Desember 2015 akan menjadi titik awal mewujudkan ASEAN Economic Community (AEC). Sejak itu, sepuluh anggota ASEAN akan bersaing satu sama lain dalam hal integrasi ekonomi regional. Guna memperkuat diri dalam menghadapi era globalisasi Suratthani Rajabhat University, Thailand menjalin kerjasama dengan UNY dalam pengembangan kurikulum bahasa Melayu. Wakil rektor IV UNY Prof Suwarsih Madya mengatakan, dalam memasuki AEC komunikasi bahasa tidak bisa dilepaskan. Salah satu bahasa yang memiliki andil dalam masyarakat ASEAN nantinya adalah bahasa Melayu.
”Thailand memprediksi dalam tahun berikutnya, Bahasa Melayu menjadi sangat penting untuk berkomunikasi di ASEAN. Kami melihat Thailand sebagai pintu gerbang untuk belajar Bahasa Melayu di mana banyak negara-negara dekat yang menggunakan bahasa ini secara luas,” jelas Suwarsih di UNY baru-baru ini. Suwarsih mengatakan universitas telah ditugaskan untuk merancang ulang kurikulum. Sebagai kampus yang memiliki kearifan lokal dalam mengajarkan bahasa Indonesia yang mengandung dialek Melayu, sudah sepantasnya bahasa tersebut juga dipergunakan dalam komunitas masyarakat ASEAN.
Kerjasama kedua universitas dilakukan dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) dan mendiskusikan struktur kurikulum Bahasa Melayu untuk dikembangkan di Suratthani Rajabhat University. Presiden Suratthani Rajabhat University Prof D Prayote Kupgarnjanagool mengatakan dalam rangka penyusunan kurikulum bahasa melayu, pihak universitas mengunjungi UNY. Dengan alasan UNY mengajarkan Bahasa Indonesia, salah satu bahasa yang berdialek Bahasa Melayu. ”Kerjasama ini merupakan tindakan nyata untuk berbagi pengembangan pendidikan dan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi AEC,” terangnya.
Sumber: http://www.radarjogja.co.id