Kupang, NTT - Ritual adat "Reba" dari suku Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur, diperlihatkan warga Ngada yang berdiam di kota Kupang, dalam suasana semarak dan khidmat.
Reba, simbol syukur atas kesejahteraan. Uwi atau ubi sebagai simbol atau jiwa dan pusat dari seluruh kegiatan. Justru ubi dipahami sebagai dewa langit yang menjelma dalam bentuk makanan untuk dikonsumsi manusia Ngada.
Ritual Reba diawali dengan misa kudus inkulturatif dipimpin Rm Paulus Sabu, dihadiri wakil bupati Ngada Paulus Soli Woa, wakil Wali Kota Kupang dr Herman Man, dan staf ahli bidang pemerintahan Setda NTT Hironimus Fernandes.
Perwakilan masyarakat adat dari desa Jerebuu, Ngada beranggotakan 50 orang turut hadir dalam acara itu.
Ketua Panitia Perayaan Reba Goris Fodju di Kupang, Sabtu (9/2/2013) mengatakan, reba yang diperingati warga Ngada di Kupang, hendaknya diperingati juga oleh warga Ngada di perantauan lain.
"Upacara ini untuk mengajarkan generasi muda akan pentingnya adat istyiadat dan tradisi leluhur. Mereka jangan terlena dengan kemajuan ilmu oengetahuan dan teknologi yang ada,"kata Fodju.
Reba berupa syukur atas hasil panen. Semua orang dari berbagai suku yang lapar, diundang makan bersama dalam pesta Reba tadi.
Wakil wali kota Kupang dr Herman Man mengatakan, setiap paguyupan hendaknya memberikan kontribusi bagi pembangunan kota Kupang dengan cara dan tradisi lokal masing masing.
"Kita di kota Kupang ini masih punya banyak suku dengan adat dan tradisi masing masing. Mari dengan kekayaan budaya itu sama sama kita bangun kota ini terutama di bidang pariwisata dan budaya,"kata Man.
Kota Kupang sebagai pusat provinsi NTT perlu dihadirkan satu rumah budaya, yang memperlihatkan semua budaya dan tradisi di setiap suku di NTT.
Sumber: http://regional.kompas.com