Tanjung Redeb, Kaltim - Sebanyak 26 dewan musyawarah adat Kesultanan Sambaliung, Selasa (8/9) resmi dikukuhkan di halaman Keraton Kesultanan Sambaliung. Pengukuhan dipimpin langsung Ketua Pemangku Adat, Datu Amir bin Sultan Muhammad Aminuddin dan disaksikan Bupati Berau Makmur HAPK dan Wakil Bupati Ahmad Rifai. Selain itu hadir Sekkab Jonie Marhansyah, Ketua DPRD Syarifatul Syadiah dan sejumlah pejabat serta ketua paguyuban yang ada di Kabupaten Berau.
Selain mengukuhkan dewan musyawarah adat, Ketua Pemangku Adat Kesultanan Sambaliung juga mengukuhkan ketua adat kampung yang ada di wilayah Kesultanan Sambaliung. Tahap pertama kemarin sebanyak 12 ketua adat kampung mulai dari wilayah pesisir selatan seperti di wilayah Kecamatan Biatan hingga wilayah pedalaman di Kecamatan Kelay. Diantaranya Biatan Ulu, Biatan Ilir, Biatan Lempake, Biatan Bapinang, Tabalar Ulu, Tubaan, Semurut, Merasa, Long Lanuk, Tumbit Dayak, Tumbit Melayu dan Bena Baru.
"Pada tahap pertama hanya 12 saja yang dikukuhkan. Untuk daerah lainnya akan kita kukuhkan secepatnya,” ungkap Datu Indra Satri, selaku panitia penyelenggara.
Ketua Pemangku Adat Kesultanan Sambaliung, Datu Amir menyampaikan terima kasih atas penyelenggara pengukuhan ini kepada pemerintah maupun seluruh masyarakat yang memberikan dukungan. Dalam sambutannya, Datu Amir juga membawakan pantun dengan mengajak seluruh masyarakatnya untuk terus membangun Bumi Batiwakkal. Pembangunan yang sudah berjalan saat ini dikatakannya harus terus dilanjutkan.
Sementara Bupati Berau Makmur HAPK memberikan selamat kepada pengurus yang baru saja dilantik. Ia berpesan kepada pengurus untuk bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Diharapkan juga agar tetap menjaga kondisi yang kondusif dan aman.
“Selama ini kekompakan, kebersamaan dan kekeluargaan di Berau tetap terjaga dengan baik. Meskipun banyak perbedaan suku, namun tidak pernah ada gesekan yang sampai menimbulkan perpecahan. Ini yang harus kita pertahankan terus,” tegasnya.
Bupati yang akan mengakhiri masa jabatan pada 15 September ini juga memberikan dukungan penuh terhadap adat dan budaya yang ada di Bumi Batiwakkal. Berau juga memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lainnya di Kaltim, dengan mempunyai dua kesultanan yang berbeda namun tetap menjaga kekompakan dan kesatuan.
“Peran dua kesultanan ini sangat penting serta memiliki kontribusi dalam membangun daerah. Segala macam gesekan dapat terselesaikan dengan baik. Kita harus bangga akan hal ini,” ungkapnya.
Dalam acara pengukuhan kemarin juga digelar lomba puncak rasul, tradisi khas masyarakat Berau yang diikuti perwakilan dari 13 kecamatan. Lomba pembuatan puncak rasul ini merupakan rangkaian dari Peringatan hari jadi Berau ke-62 dan Kota Tanjung Redeb ke-205. Puncak rasul merupakan makanan khas kesultanan yang selalu disuguhkan pada hari hari besar keagamaan maupun kegiatan kesultanan dengan berbahan beras ketan dan dibuat dalam tingkatan tiga warna, kuning, merah dan putih.
Sumber: http://www.sapos.co.id