Muntok Jadi Kota Pusaka

Muntok, Babel - Jumat pagi, kota Muntok disaput kabut asap. Sisa pembakaran hutan dari pulau Sumatera tertiup angin hingga ke pulau Bangka, mengganggu pemandangan kota yang hari itu diperkenalkan ke dunia Internasional sebagai Kota Pusaka Nasional.

Namun, untunglah kabut asap tak sampai membatalkan perhelatan Internasional yang sudah dirancang jauh-jauh hari di kota itu. Ajang pariwisata internasional itu diberi nama The International Homestay Promotion and Old Town, digelar atas kerja sama tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT Homestay Fair).

Pameran pariwisata ini bukan untuk pertama kalinya digelar. Bahkan Indonesia sudah menjadi dua kali menjadi tuan rumah, yaitu 2013 dan 2015, sementara Malaysia dua kali juga, yaitu 2012 di Perak dan 2014 di Negeri Sembilan. Diselenggarakannya IMT-GT Homestay Fair 2015, selain memperkenalkan kota Muntok, juga untuk mempererat hubungan tiga negara tersebut dalam berbagai bidang yakni pariwista, ekonomi dan sosial.

Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multi Kultural Hari Untoro Drajat mengatakan, acara ini terkait dengan homestay dan kota tua.

"Hari ini merupakan sejarah penting bagi Muntok. Mereka mulai deklarasi mempromosikan Muntok sebagai kota Pusaka dan Homestay," ujarnya usai membuka IMT-GT, Jumat (11/9).

Bagi Bupati Bangka Barat Zuhri H Syazali, peristiwa ini menjadi penghargaan dan kepercayaan yang luar biasa bagi masyarakat dan kotanya. Menurutnya, ini adalah awal kembali dari kebangkitan sejarah budaya Bangka Barat.

"Spirit warga menjadi tuan rumah di kotanya sendiri. Masyarakat berpeluang dalam mengelola sektor,” ujarnya.

Zuhri mengatakan ada dua komoditas yang bisa membangun Muntok. yaitu timah dan lada. Dia mengatakan, kelak dua komoditas tersebut akan dikemas secara apik. Ia juga akan membuat homestay yang telah ada kian berkembang.

"Muntok jadi salah satu kebanggaan yang tak terpisahkan dari sejarah," ungkapnya.

Hari menambahkan, pemerintah pusat akan membantu promosi secara besar-besaran melalui berbagai media, yaitu elektronik, cetak hingga media sosial. Menurutnya, dengan komitmen bersama yang berangkat dari kesadaran semua pihak, promosi Muntok akan berjalan baik.

Di Muntok, ada berbagai kampung homestay, seperti Melayu, Tionghoa, dan Eropa. Ini menunjukkan keberanekaragaman masyarakat di Muntok.

"Di sini, ada banyak sumber kekayaan, tidak hanya secara fisik tapi juga tradisi yang menjadikan masyarakat Muntok multikultur,” kata Hari. Yang paling penting dari semua itu adalah segala kultur yang ada di Muntok berjalan dengan selaras dan damai. “Sapta pesona kita bangun bersama. Damai dan aman adalah salah satu syarat," kata Hari.

Muntok didirikan oleh Abang Pahang, mertua Sultan Palembang Darusssalam Mahmud Badaruddin I (1720-1755) pada 1722. Tempat ini pernah menjadi ibukota Karesidenan Bangka Belitung, sebelum dipindahkan ke Pangkal Pinang pada 1907 oleh Residen J. Englenberg.

Selain itu, Muntok juga menjadi saksi penting bagi sejarah perkembangan Republik Indonesia. Dua proklamator, Bung Karno dan Bung Hatta pernah diasingkan di kota ini oleh Belanda, yaitu pada 1948-1949. Mereka tinggal di Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam. Kedua gedung ini masih dirawat dengan baik hingga saat ini.

Kepala Dinas Pariwisata Bangka Belitung Tajuddin mengatakan, untuk regional provinsi, pihaknya menargetkan mendatangkan wisatawan baik mancanegara dan lokal. Dia yakin bila bandara Depati Amir di Pangkal Pinang dijadikan bandara internasional, akan banyak wisatawan mancanegara yang hadir di Bangka Barat.

-

Arsip Blog

Recent Posts