Siak, Riau – “Pak Syamsuar jaga Siak ya’’. Kata-kata itu masih teringat dan terngiang di telinga Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, saat memenuhi undangan almarhum budayawan Riau Dr Tennas Effendi dikediamannya, sebelum ia berpulang ke rahmatullah.
Alasan menjaga Siak, sebab Siak dinilai-satu-satunya kabupaten yang mempertahankan dan melestarikan budaya Melayu yang identik dengan Islam. Ditambah lagi dukungan dan komitmen Pemkab.
Siak ini diharapkan cerminan Riau, dalam penunjang visi Riau 2020 menjadikan pusat kebudayaan Melayu di dunia. Kata-kata almarhum Tenas itu, seperti wasiat bagi dirinya untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Melayu ini.
Wasiat ini disampaikannya saat pentabalan pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kecamatan Mempura Kabupaten Siak, periode 2015-2020 di aula Kantor Camat Mempura, Selasa (1/9).
Menurutnya, wasiat ini tak hanya diperuntukkan bagi dirinya dan pengurus LAMR Siak, tapi juga seluruh warga. Budaya Melayu ini, merupakan identititas bagi Provinsi Riau. Identitas inilah harus dipertahankan, agar kelak tak hilang dan tergerus oleh arus globalisasi.
“Budaya dan adat ini, sama dengan marwah daerah. Jika hilang tentunya tak ada marwah,’’ kata Datuk Setia Amanah Siak ini.
Dalam pelestarian budaya ini, tentunya ada poin penting yang harus dilaksanakan, terutama pentingnya semangat tolong menolong. ‘’Ini harus bisa jadi contoh dan suri tauladan,’’ kata dia.
Semangat tolong menolong tentunya dalam berbagai hal dalam kebaikan, dikehidupan bermasyarakat. Siak merupakan eks kerajaan. Para raja telah mengembangkan kebudayaan Melayu. Kini, amanah dan warisan itu harus melestarikan.
Ketua LAMR Siak Wan Anwar menabahkan, nilai budaya Melayu ini saling bahu membahu dan menjunjung tinggi harkat martabat. Pemkab telah menujukkan komitmennya, dalam pelestarian kebudayaan Melayu dan membudayakannya. Apa yang dilakukan oleh Pemkab harus didukung penuh, sejalan dengan dalam menjaga dan melestarikan budaya Melayu agar tak hilang dimuka bumi.
Sumber: http://riaupos.co