Jakarta - Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih dan Fitri Tropica bermain dalam pertunjukan yang mengisahkan Pangeran Jayakarta dengan gaya komedi khas Sunda.
Melalui pertunjukan sandiwara ini, kelompok sandiwara yang dulunya merupakan perkumpulan opera Valencia, ingin mengenalkan sejarah bangsa pada generasi muda.
"Kami berharap pementasan ini dapat menginspirasi penikmat seni agar lebih mengapresiasi dan mencintai seni budaya Indonesia," tutur salah satu anggota Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih, Imas Darsih.
Seperti tertulis dalam rilis yang diterima Bisnis, Miss Tjitjih dan Fitri Tropica berkolaborasi membawakan sandiwara Pangeran Jayakarta. Seorang Pangeran yang berhasil menghalau pasukan Portugis yang berambisi menguasai pelabuhan Sunda Kelapa saat itu.
Dikisahkan, Pangeran Jayakarta mewarisi kekuasaan atas Jayakerta dari Ratu Bagus Angke setelah memperoleh kekuasaan dari Fatahillah yang memutuskan pulang ke Banten setelah berhasil merebut pelabuhan itu dari Kerajaan Pajajaran pada pertengahan Februari 1527. Waktu itu, dia juga berhasil menghalau pasukan Portugis yang juga berambisi menguasai bandar samudera nan ramai itu.
Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih dulunya merupakan perkumpulan opera Valencia. Opera ini berdiri pada 1928 di Jakarta. Masa awal pementasan, opera Valencia menggunakan bahasa Sunda, Melayu rendah, dan Indonesia.
Sejak zaman Jepang, opera Valencia dikenal kerap mementaskan pertunjukan dengan lakon yang sarat kritik sosial hingga yang berbau propaganda. Seiring berjalannya waktu, nama kelompok ini diganti menjadi kelompok Sandiwara Miss Tjijih, mengambil nama sang primadona, Tjitjih, seorang perempuan muda asal Sumedang, Jawa Barat.
Sejak saat itu, Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih menggunakan bahasa Sunda dalam pementasannya.
Sumber: http://entertainment.seruu.com