Medan, Sumut - Alunan musik Tari Kolong-kolong terdengar ke seluruh penjuru Lapangan Merdeka. Suaranya yang nyaring dan lantunannya yang lembut seakan menyihir orang-orang untuk mendekat ke tengah lapangan dan ikut menggabungkan diri menari bersama. Tari Kolong-kolong menjadi penanda dibukanya Festival Budaya Karo 2015, Kamis (27/8/2015).
Awalnya, hanya sepasang muda-mudi berpakaian adat khas Karo yang tampil membawakan tarian tersebut. Namun, perlahan, satu per satu pengunjung yang rata-rata adalah orang Karo, turut mendekat dan terbawa suasana. Kebersamaan yang begitu akrab di antara mereka seketika tampak begitu saja. Padahal, mereka adalah orang-orang Karo yang telah terpencar ke berbagai penjuru jurusan dan urusan.
Pantauan Tribun, festival budaya Karo terbesar yang pernah diselenggarakan ini nampak disiapkan dengan saksama. Tenda-tenda telah berdiri tegak, lengkap dengan aneka pajangan. Ada yang memajangkan pakaian adat, pernak-pernik, hingga kuliner. Semuanya berkhaskan Karo. Juga pembawa acara, Ripta Ginting, yang merupakan gadis Karo dan tampil dengan pakaian adat khas Karo.
Di samping itu semua, panitia juga mengumpulkan tanda tangan sebagai tanda duka kepada korban erupsi Gunung Sinabung. Pengumpulan tanda tangan dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk menguatkan para korban.
Keseriusan pergelaran Festival Budaya Karo ini tampak juga dari kehadiran putri dari pahlawan Jamin Ginting, Riana Jamin Ginting. Tampil dengan pakaian sederhana, Riana menjadi pusat perhatian pengunjung. Sebelum festival dibuka dengan Tari Kolong-kolong, Riana pun menyempatkan diri membubuhkan tanda tangannya untuk dukungan kepada korban Sinabung.
"Pesan saya, lewat festival ini, semua orang Karo harus bersatu. Jangan terpecah-pecah walaupun sudah merantau. Yang merantau harus segera membangkitkan semangat saudaranya yang ada di kampung halaman," kata Riana kepada Tribun, usai membubuhkan tanda tangannya.
Menurut Riana, kondisi daerah Karo saat ini kotor sehingga perlu upaya pembersihan agar wisatawan tertarik untuk berkunjung.
"Sekarang Karo ini agak kurang bersih. Saya minta orang Karo harus bersemangat membuat Karo menjadi bersih, sehingga bisa menjadi tujuan wisata budaya," katanya.
Ketua panitia, Setia Pandia, mengatakan festival ini juga sebagai pengingat deklarasi kemerdekaan yang pernah dilakukan Pahlawan Jamin Ginting, 70 tahun lalu, di Lapangan Merdeka.
"Ini momentum besar bagi orang Karo. Dulu Bapak Jamin Ginting menyatakan kemerdekaan di Lapangan Merdeka ini. Bayangkan, itu 70 tahun yang lalu. Dan hari ini, kami, etnis Karo melaksanakan even akbar. Kami harapkan ini menjadi diplomasi budaya. Maksudnya supaya orang Karo bersatu. Bayangkan orang Karo lima tahun ini terkena erupsi Sinabung. Sehingga kami harapkan dengan even ini bisa membuat orang-orang Karo, terutama saudara-saudara yang ada di kampung halaman bisa bangkit. Terutama yang berada di pengungian supaya tetap semangat," katanya.
Dikatakannya, festival ini akan diisi dengan segala sesuatu yang berbau Karo.
"Ini akan ada penampilan-penampilan seni, budaya, seperti tari-tarian, gundala-gundala, kerajinan tangan, dan kuliner Karo seperti siperah, nira, dan sebagainya," katanya.
Festival ini digelar selama tiga hari, hingga Sabtu malam (29/8/2015)
Sumber: http://medan.tribunnews.com