Hidupkan Malioboro Bernuansa Budaya dengan Melukis Bersama

Yogyakarta - Perupa Djoko Pekik dan Nasirun bersama puluhan pelukis Yogya melukis bersama di trotoar Titik Nol kawasan Malioboro Yogya, Minggu (3/7) pagi. Kegiatan ini cukup mendapat menarik perhatian masyarakat. Terlebih, ketika Djoko Pekik dan Nasirun mulai melukis di trotoar depan Gedung Seni Sono, banyak yang ingin melihat dari dekat torehan cat di atas kanvas. Djoko Pekik menggambar perempatan jalan Titik Nol, gedung-gedung cagar budaya berlatar belakang Pagelaran Kraton Yogyakarta. Sedangkan, Nasirun memvisualkan sosok wayang dengan membawa senjata dan mengenakan sepatu, terinspirasi oleh baliho soal Yogya Istimewa berupa gambar prajurit mengenakan busana Jawa bertuliskan ‘Ijab Qobul’, ‘Relawan Referendum’.

Djoko Pekik mengatakan, kegiatan perupa melukis bersama tersebut bagian dari rangkaian Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) XXIII, bisa menjadi ajang interaksi antarperupa untuk memacu kreativitas. Sebab, melukis di ruang publik bisa mendapat inspirasi yang divisualkan di atas kanvas. “Terus terang, melukis di luar dengan ditonton orang banyak berbeda dengan menggambar di rumah. Menggambar di rumah lebih santai sambil minum. Saya senang dapat melukis bersama dengan teman-teman perupa Yogya di Titik Nol. Apalagi melukis di kawasan Malioboro bisa menemukan ide segar yang diekspresikan dalam lukisan,” kata Djoko Pekik.

Nasirun mengungkapkan, perupa melukis bersama di kawasan Malioboro sangat asyik. Setidaknya, kegiatan melukis ini bisa menghidupkan kawasan Malioboro bernuansa budaya. Kalau aktivitas perupa melukis bersama diimbangi dengan kegiatan seni yang lainnya, kawasan Malioboro kian menarik masyarakat luar datang di Yogya. “Bahkan aktivitas seni budaya di kawasan Malioboro ini, bisa menjadi kekuatan yang dahsyat. Seniman mempunyai andil menghidupkan kawasan Malioboro bernuansa seni dan budaya,” tandas Nasirun.

-

Arsip Blog

Recent Posts