Memukau, Pertunjukan SIPA 2011 Malam Terakhir

Solo, Jateng - Berulangkali tepuk tangan dari sekitar 10.000 penonton yang memenuhi Pamedan (Lapangan) Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, memberi tanggapan atas pertunjukan setiap delegasi yang tampil pada malam terakhir Solo International Performing Arts (SIPA) 2011, Minggu (3/7/2011).

Pentas SIPA malam terakhir yang yang dimulai hampir pukul 20.00 dibuka dengan penampilan dari Universiti Malaysia Sabah, menampilkan pertunjukan tari bertajuk Tuping dibawah arahan koreografer Sri Ningsih Sukirman.

Tampil kedua, Tim Manunggaling dari Cirebon menyuguhkan pertunjukan Tari Rampak Topeng Kelana Gandrung yang merupakan jenis tarian yang dibawakan beberapa orang dengan menggunakan topeng kelana.

Penampilan memukau juga disajikan lembaga tari modern dari Amsterdam, LeineRoebana bersama koreografer Andrea Leine dan Hariono Roebana.

Pertunjukan tari selama 25 menit menampilkan tarian unik dari bernuansa idiosynecratic berdasarkan pendekatan baru novel yang mengusung simetris, ritme dan komposisi.

Menyusul Belanda, tim seniman dari Mexico menampilkan menyuguhkan tarian dan musik dari grup Los Peyoteros yang mengombinasikan tarian tradisional dan elemen kontemporer, mengadopsi puisi dan drama dari Mexico dan Indonesia.

Grup seniman Mexico ini menampilkan sebuah opera musik yang menarik lewat tarian topeng tradisional, dan mendapat tepuk tangan dari penonton.

Tak kalah menarik, Seniman Sruti Respati dari Solo y ang berkolaborasi dengan dalang cilik wanita Woro Mustiko Siwi.

Ketua Panitia SIPA 2011 Irawati Kusumorasri mengaku puas dengan pertunjukan SIPA 2011. Lewat acara SIPA ini masyarakat makin mencintai seni pertunjukan. Penonton tidak hanya jadi penikmat seni pertunjukan tapi juga menjadi pemelihara, paparnya.

Pertunjukan yang menyedot ribuan penonton ini merupakan SIPA yang ke-3 yang digelar Kota Solo. Setiap tahun pertunjukan SIPA ditonton ribuan penonton.

-

Arsip Blog

Recent Posts