Tokyo, Jepang - Penggemar batik memang bukan hanya orang Indonesia semata. Perempuan Jepang ini bahkan memiliki koleksi batik yang tergolong langka.
Rumiko Koga, memiliki batik Indonesia dari asal Jambi yang berusia 250 tahun lalu. Barang antik tersebut disimpannya sangat baik di rumahnya di Tokyo saat ini.
"Saya punya batik beraneka ragam, sampai yang tuanya 250 tahun lalu dari Jambi saya miliki," paparnya khusus kepada Tribunnews.com Rabu (5/2/2014) sore ini di Mitsukoshi Nihonbashi Galery Amuse lantai 8 Shinkan.
Rumiko Koga hari ini membuka pameran di sana mulai hari ini sampai dengan 11 Februari mendatang dari jam 10 pagi hingga jam 19.00 waktu Tokyo.
Batik yang dipamerkan dan ada pula yang dijualnya di Mitsukoshi Nihonbashi tersebut paling mahal berharga 250.000 yen (Rp30 juta). Batik itu masih berbentuk kain panjang sekitar 6 meter untuk Obi (semacam pengikat pinggang) apabila digunakan untuk pakaian Kimono Jepang.
Kain batik tersebut terbuat dari sutera asli dan bercampur serat pohon nanas. Selain kain batik ada pula penghias leher semacam kalung dari batik dengan mote-mote. Juga ada tas batik, baju batik dan segala sesuatu dari batik. Ada batik dari Indonesia ada batik yang dibuat di Jepang, antara lain oleh anak didiknya yang ada di Okinawa.
Rumiko menggemari Batik sejak 30 tahun lalu dan gara-gara batik dia jatuh cinta pula kepada Indonesia. Puluhan kali sudah dia pergi-pulang ke Indonesia bahkan sampai ke pelosok desa di Indonesia untuk berburu batik.
Batik apa pun, baik batik Sumatera, baik dari Lampung, Jambi, Palembang atau batik dari Jawa, baik dari Solo, Pekalongan, Yogyakarta dan sebagainya sudah di hafal dalam kepalanya.
Motif batik, warna, lukisan, jenis kain dan sebagainya memang sudaf di dalam kepalanya, sangat profesional, termasuk alat canting diketahuinya semua.
Saat sebagaian orang Indonesia bingung soal beragam batik, Rumiko malah mengajarkan soal batik. Dia jauh lebih tahu mengenai batik daripada sebagian kita yang orang Indonesia.
Bagi yang berada di Jepang, kesempatan bertemu dengannya dan berdiskusi dengannya, bisa dengan bahasa Indonesia pula, walaupun terpatah-patah, sekaligus melihat hasil karya simpanan dan produk batik yang dijualnya. Memang hanya kualitas prima yang ditampilkan di departement store kelas satu di Jepang ini. Harganya juga untuk kelas atas, ribuan dan puluhan ribu yen sampai ratusan ribu yen. Pastilah, karena ada kualitas batik nomor satu yang ditampilkannya itu.
Sumber: http://www.tribunnews.com