Bireun Seudati Bawa Delapan Tari Daerah ke Spanyol

Jakarta - Tiga penari masuk ke panggung dengan piring di tangan. Dengan lihainya mereka meliuk-liukkan kedua tangan mereka, seakan tak takut memecahkan piring-piring yang terbuat dari keramik itu. Bahkan, dengan beraninya mereka berdiri di atas piring hingga berjalan beralaskan piring tersebut.

Atraksi mereka pun langsung mendapat apresiasi dari penonton yang memadati ruang pertunjukan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Pasar Baru, Jakarta, Minggu (2/8) malam. Penonton ramai-ramai bertepuk tangan, setelah sesaat sebelumnya sempat menahan napas.

Hal ini cukup mengherankan mengingat Tari Piring tersebut berasal dari Indonesia. Nyatanya, tari khas Minangkabau itu tetap mampu memukau penonton dalam negeri. Dapat dipastikan, keunikan tarian tersebut juga akan mampu mencuri perhatian penonton luar negeri.

Sebentar lagi Tari Piring memang akan diboyong ke Spanyol oleh Bireun Seudati, salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) Universitas Pelita Harapan (UPH). Selain Tari Piring, mereka akan membawa Tari Lenggok Denok (Betawi), Seraung (Kalimantan Timur), Zapin (Melayu), Nona Wandawa (Papua), Indang (Minang), serta Ratu Jaroe dan Saman (Aceh). Tarian-tarian daerah ini akan dipentaskan dalam sebuah Festival Kebudayaan Spanyol, 8-28 Agustus.

"Kami sudah persiapan dari Februari, jadi sudah sekitar enam bulan terakhir. Total 23 orang, penari dan pemusik," kata Project Leader 2015 Rafida Fahira saat ditemui SH usai menggelar acara "Malam Gelar Pamit" malam itu.

Menurut mahasiswi yang akrab disapa Fira itu, tim Bireun Seudati yang akan berangkat ke Spanyol didominasi anggota baru, yang notabene baru belajar menari daerah. "Kali ini anggota lama hanya lima orang, termasuk saya. Sisanya anak baru semua yang benar-benar nggak pernah nari tradisional. Jadi, sama-sama belajar dari nol," ucapnya.

Nantinya di Spanyol, Bireun Seudati akan menarikan delapan tarian daerah tersebut secara terpisah, sesuai dengan jadwal yang diberikan pihak panitia festival. Pementasan akan dilakukan di dalam dan luar ruangan. "Jadi semacam pesta rakyat," ia menjelaskan.

Antusias

Mahasiswi UPH jurusan Manajemen 2012 itu sudah pernah ke Denmark bersama Bireun Seudati, mengikuti festival serupa di tahun 2013. Di sana Fira melihat tari-tarian tradisional Indonesia mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

"Masyarakat Denmark sangat antusias. Malah kadang aku lihat mereka lebih menghargai karya-karya kita. Pernah, pas kita nari itu hujan. Kalau di Indonesia, mungkin orang-orang langsung bubar. Tapi di sana, mereka benar-benar nonton kita sampai selesai," urai Fira.

Dari delapan tarian yang akan ditampilkan, Tari Saman merupakan tari yang rutin dibawakan Bireun Seudati. "Saman itu memang ciri khas Bireun Seudati. Beat-nya yang makin lama makin cepat, bisa membangun mood kembali. Orang sana (luar negeri) juga biasanya paling suka tari Saman," tuturnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts