Jakarta - Lebih dari 13.000 pulau yang dimiliki Indonesia menggambarkan kekayaan budaya dan hasil alam. Warisan tak bernilai ini harus dilestarikan oleh generasi muda. Paling mudah dengan terus mengonsumsi makanan tradisional dan melestarikan cara pembuatannya.
Apa sebenarnya yang disebut pusaka kuliner atau warisan kuliner? Menurut William Wongso, pakar kuliner, hidangan khas Nusantara yang sejak dulu dibuat bisa dibilang sebuah pusaka atau warisan nenek moyang.
Salah satu contohnya adalah tumpeng. “Tumpeng adalah wujud rasa syukur dan sudah eksis sejak zaman dulu. Bukan hanya untuk dinikmati kelezatannya, tapi pembuatan tumpeng juga termasuk dalam ritual,” tutur kakek 3 orang cucu ini.
Karena masuk dalam ritual, hidangan tumpeng sarat akan filosofi yang dalam. Karenanya, tumpeng tak boleh sembarangan dibuat apalagi jika budaya tumpeng ditiadakan.
“Jika dulu perayaan panen atau pengucapan syukur kita memotong tumpeng, sekarang budaya ini masih ada, dan jangan sampai ditinggalkan.” kata William Wongso pada detikFood dalam perbincangan lewat telepon Kamis (13/08)
Selain soal tumpeng, tak sedikit orang Indonesia yang tidak tahu makanan khas daerahnya sendiri. “Sayangnya, banyak orang Indonesia yang tidak berminat, bahkan tidak tahu makanan khas daerahnya sendiri. Hal ini memang dapat dimaklumi karena makanan Indonesia sangat banyak nama, ragam, rasa, dan bentuknya.” sambungnya.
Contohnya saja, seperti makanan khas Betawi. Orang Indonesia hanya tahu Soto Betawi, Nasi Ulam, Nasi Uduk, atau Lontong Sayur. Tapi, makanan seperti Sayur Besan atau Sayur Babanci tak banyak diketahui, bahkan tak ada yang tahu. Menurut William Wongso, pemerintah juga dinilai hanya berpangku tangan dalam hal ini. “Saya belum melihat usaha serius pemerintah dalam melestarikan kuliner khas Indonesia,” jelasnya.
Sumber: http://food.detik.com