Jakarta - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar, Bali menggelar sebuah pertunjukkan gamelan baru, konser dan dialog.
"Kegiatan itu melibatkan sanggar Cenik Wayah dari perkampungan seniman Ubud menyuguhkan karya-karya terkini komposer Bali bereputasi internasional, Wayan Sudirana dan Wayan Gde Yudane," kata salah seorang komposer Wayan Gde Yudane di Denpasar, Jumat (23 Oktober 2015).
Ia mengatakan, kegiatan yang akan digelar Minggu malam (25 Oktober 2015) mengusung tema New Music for Gamelan secara khusus akan me-reinterpretasi dan re-formasi kesenian Barong yang selama ini ada di Pulau Dewata.
Gagasan tersebut bermula dari kesadaran bahwa kesenian tradisional Bali telah mengalami perkembangan yang panjang. Dari semula ditujukan untuk kegiatan yang bersifat ritual keagamaan yang sakral, belakangan melahirkan pula pertunjukan yang bersifat tontonan (hiburan).
"Orientasi kesenian juga bergeser sejalan dengan hadirnya pariwisata, di mana ekonomi dan industri menjadi patron baru yang mengubah banyak hal baik secara stilistik maupun estetik," ujar Wayan Gde Yudane.
Dinamika tersebut mencerminkan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, mulai dari masa kerajaan, kolonial, hingga masa sekarang yang melahirkan aneka gugatan sekaligus respon kreatif seniman-seniman untuk menciptakan genre kesenian baru, meskipun masih berbasis seni-seni tradisi.
"Salah satu tinjauan dari fenomena tersebut kita dapat mencermati keberadaan kesenian Barong, yang juga mengalami perubahan dari tari Barong sakral Calonarang di masa tahun 1940-an, menjadi tarian Barong yang orientasinya bergeser menjadi hiburan untuk turis," ujar Gde Yudane, yang pernah meraih penghargaan Melbourne Age Criticism sebagai Creative Excellent pada Festival Adelaide, Australia tahun 2000.
Konser Gending Bebarongan Baru kali ini adalah sebuah upaya re-formasi, memberi format dan pemaknaan baru terhadap gending bebarongan yang sudah ada, sekaligus melakukan re-kreatif, menciptakan bentuk gending bebarongan yang sama sekali baru, buah respon perenungan yang panjang atas perjalanan kesenian Bebarongan.
Upaya-upaya tersebut tidak semata-mata memberikan hiburan lahiriah dan batiniah, namun juga mencerahkan masyarakat agar turut bangga dan memiliki bentuk-bentuk kesenian yang lahir dalam ekspresi kekinian dengan capaian artitstik yang terpujikan serta bermutu tinggi.
Menurut penata acara Bentara Budaya Bali, Juwitta Katriana pertunjukkan gamelan Bebarongan Baru kali merupakan kelanjutan dari konser-konser New Music for Gamelan serupa yang pernah digelar tahun-tahun sebelumnya.
Sumber: http://bisnis.tempo.co