Tembilahan, Riau - Bersempena dengan hari jadi Kecamatan Mandah ke-77, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau sekaligus pengukuhan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Inhil, Mandah periode 2015-2020, digelar berbagai pertunjukkan seni bernafaskan melayu, Minggu (11/10/2015).
Dimulai dengan pengukuhan 146 orang pengurus kecamatan oleh Bupati Inhil, HM Wardan, barulah disuguhkan berbagai seni melayu mulai dari syair, tarian, permainan alat musik dan segala hal yang berbentuk seni.
Disaksikan ratusan mata, tarian-tarian indah pun menyemarakkan jalannya acara tersebut, tari tepuk-tepung tawar, tari mayang rentak ketapung dan tari selodang menghipnotis para penonton, tidak terkecuali pemimpin Negeri Seribu Parit, HM Wardan.
Gerakan para penari yang seirama, membuat banyak orang berdecak kagum, rentetan tepuk tangan pun terdengar terus bersahutan selama tarian-tarian tersebut diperlihatkan.
“Saking menakjubkannya, saya tidak merasa sedang berada di Mandah, rasanya sedang menonton sebuah festival besar,' ucap Bupati mengungkapkan keterpesonaannya.
Bupati pun berpesan, agar tarian-tarian tersebut, terus dikembangkan, apalagi itu adalah tarian buah karya dari masyarakat sendiri, termasuk tari Selodang dari Kecamatan Gaung, yang digagas langsung oleh Camat Mandah, Nursal Sulaiman saat masih menjabat sebagai Camat Gaung.
Tidak hanya kesenian khas daerah, pagelaran yang silenggarakan selama dua hari dua malam itu, juga dimeriahkan aksi dari Provinsi tetangga, yaitu dari Kepulauan Riau (Kepri), tepatnya dari Tanjung Balai Karimun yang akan membawakan kesenian melayu asli yaitu kesenian Gazal.
Camat Mandah, Nursal Sulaiman mengatakan, pemilihan pagelaran seni melayu dalam rangka pengukuhan LAMR sekaligus Milad kecamatan itu, sebagai upaya pemerintah kecamatan dan masyarakat untuk menjadikan Mandah sebagai pusat budaya melayu di Inhil.
Tidak hanya itu, masyarakat kecamatan yang terdiri dari 16 desa dan satu kelurahan atau dengan jumlah penduduk lebih dari 50 ribu jiwa itu, dikatakan Nursal menginginkan tidak hanya di Inhil, namun Mandah juga menjadi pusat budaya melayu di Riau.
'Apapun mimpi kita bersama masyarakat, yang jelas saat ini kita berbuat terlebih dahulu, dengan menggiatkan budaya melayu, menggali budaya-budaya yang sudah lama tenggelam dan kemudian mewariskannya kepada anak cucu kita kelak,' ujar Nursalam Sulaiman.
Sumber: http://www.goriau.com