Festival Indonesia Jadi Ikon Budaya Ibu Kota Australia

Jakarta - Festival Indonesia yang digelar rutin setiap tahun oleh KBRI Canberra telah berhasil menjadi Ikon Budaya di ibu kota Australia, Canberra. Acara promosi budaya ini semakin ramai dikunjungi warga sekitar. Pada event tahun ini yang digelar Sabtu (10/10) kemarin jumlah pengunjung bahkan sampai membludak hingga sekitar 5000 orang lebih.

Festival Indonesia merupakan promosi budaya tahunan terbesar yang digelar KBRI Canberra setiap tahun sejak 2008. Dan kini tampaknya, Festival Indonesia telah menjadi Ikon Budaya di Canberra.

Hal ini tercermin dari membludaknya jumlah pengunjung yang menghadiri event ini dari tahun ke tahun. Pada Festival Indonesia ke-8 yang diadakan pada hari Sabtu, tanggal 10 Oktober 2015, hampir 5.000 orang menyesaki pelataran Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra.

Warga Indonesia - Australia bergoyang dangdut bersama dalam penyelenggaraan Festival Indonesia ke-8 di KBRI Canberra, Sabtu (10/10). Foto : dokumentasi KBRI Canberra.

Warga Indonesia - Australia bergoyang dangdut bersama dalam penyelenggaraan Festival Indonesia ke-8 di KBRI Canberra, Sabtu (10/10). Foto : dokumentasi KBRI Canberra.

Para pengunjung mulai dari orang tua hingga anak-anak, duta besar dan kalangan diplomatik dari perwakilan asing di Canberra seperti Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Estonia, Kuba dan Timor Leste, bahkan warga Sydney yang berjarak 280 km dari Canberra, sangat menikmati Festival Indonesia yang digelar sejak pagi hingga sore hari. Para pengunjung juga berkesempatan berpiknik di area taman KBRI Canberra yang indah dihiasi aneka bunga musim semi.

“Ini sangat fantastis! saya tidak pernah melihat kerumunan orang yang begitu besar datang untuk menikmati makanan dan musik di kedutaan besar seperti ini sebelumnya," kata Melissa, seorang penyiar radio di Canberra yang baru pertama kali menyaksikan Festival Indonesia.

Menurut Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, Festival Indonesia bertujuan memperkenalkan secara lebih dekat berbagai seni, budaya dan makanan khas Indonesia kepada masyarakat Australia dan akhirnya mau berkunjung langsung ke Indonesia.

“Selain itu, kegiatan ini juga untuk bertujuan menyatukan masyarakat kedua bangsa. Masyarakat Indonesia dan Australia berbeda nilai dan budayanya, tetapi dapat menjadi sahabat karena kedua bangsa semakin saling memahami melalui ajang kebudayaan dan kuliner seperti Festival Indonesia,” kata Dubes Nadjib.

Ditambahkannya, Festival Indonesia juga menjadi ajang untuk memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia yang tinggal di Canberra dan sekitarnya sekaligus agar semakin bangga dengan kekayaan budaya dan kuliner yang mereka miliki.

Setiap tahun pengunjung Festival Indonesia oleh KBRI Canberra semakin bertambah, pada tahun ini diperkirakan event ini berhasil menarik perhatian lebih dari 5000 orang warga di Canberra.

Setiap tahun pengunjung Festival Indonesia oleh KBRI Canberra semakin bertambah, pada tahun ini diperkirakan event ini berhasil menarik perhatian lebih dari 5000 orang warga di Canberra.

Menurut KBRI Canberra, berkat diplomasi budaya yang sangat agresif, kini semakin banyak masyarakat Australia yang mencintai budaya Indonesia.

Hal ini tercermin dari sejumlah pertunjukan kesenian dalam Festival Indonesia, khususnya Gamelan Bali, Tari Saman dan Manuk Dadali sebagian besar dimainkan oleh orang Australia, termasuk kalangan pelajar.

Mereka berlatih secara rutin sehingga dapat tampil prima memainkan irama gamelan Bali yang terkenal sangat rancak dan dinamis, ataupun menari Saman yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

Mahasiswa-mahasiswi Indonesia dan Australia di Canberra juga turut terlibat dalam pagelaran busana Nusa Tenggara Timur yang merupakan pakaian khas provinsi NTT.

Festival Indonesia ke-8 juga menampilkan berbagai tari-tarian khas nusantara mulai dari Tari Pendet Bali, Tari Manuk Dadali, Tari Tor-tor hingga musik dangdut yang berhasil memukau perhatian publik Australia yang setia menyaksikan pertunjukan tersebut selama berjam-jam.

Tari Malang Armor Karnival yang dibawakan secara atraktif oleh penari-penari yang didatangkan secara langsung dari Kota Malang juga menuai decak kagum publik Australia. Banyak diantara mereka kagum dengan kekhasan busana tarian tersebut dan berebut untuk berfoto bersama.

Tari Malang Armor Karnival dibawakan oleh penari-penari yang didatangkan secara langsung dari Kota Malang yang menuai banyak decak kagum publik Australia di Festival Indonesia, Canberra.

Tari Malang Armor Karnival dibawakan oleh penari-penari yang didatangkan secara langsung dari Kota Malang yang menuai banyak decak kagum publik Australia di Festival Indonesia, Canberra.

Salah satu warga negara Australia, Peter dan istrinya dari Sydney, mengaku sangat menikmati perhelatan Festival Indonesia.

“Kami banyak mendapat pengetahuan baru mengenai kesenian dan kerajinan Indonesia, khususnya setelah melihat Pameran Budaya Indonesia di Bali Kartini.

Keduanya berjanji akan kembali hadir dalam acara serupa pada tahun depan.

“Ini pengenalan yang luar biasa mengagumkan pada beragam aspek dari kebudayaan Indonesia dan artefak-artefak terindahnya,” kata Anne Kilboch dari Canberra.

Sementara warga bernama Emma yang mengajak serta dua anaknya menyaksikan Festival Indonesia mengaku sangat terkesan dengan evetn ini.

“Ini pengalaman yang indah dan mendidik. Dua anak laki-laki saya sangat senang belajar dan senang mengamati kehidupan warga Indonesia. Bagus sekali, Kami akan berkunjung ke Indonesia!” katanya.

Rangkaian acara selama Festival Indonesia terdiri dari bazaar makanan dan minuman, musik dan tari, pameran budaya Indonesia dan kids corner dengan aneka mainan anak-anak tradisional Indonesia yang diperkenalkan kepada anak-anak Australia.

-

Arsip Blog

Recent Posts