Bandung - Lorong-lorong gang di lokalisasi Saritem Kota Bandung tak seperti biasanya. Sepi. Rumah-rumah yang biasanya menyewakan lapak untuk para pria hidung belang, Jumat sore, 27 Juni 2014, sudah ditutup rapat.
"Sudah tiga hari yang lalu tutup, pak," ujar Endang salah satu pengurus lokalisasi kepada Tempo, Jumat, 27 Juni 2014. (Baca: Jelang Ramadan, Lokalisasi Gang Dolly Sepi)
Endang mengatakan, setiap menjelang bulan ramadhan pengurus Saritem inisiatif menutup lokalisasi selama 40 hari. Hal tersebut, ia katakan, merupakan satu bentuk penghormatan kepada bulan suci.
"Tanpa diperintah kami sudah menutup. Ini sudah rutin kami lakukan," ujarnya.
Selain untuk menghormati bulan suci, ia mengatakan, bulan puasa merupakan momen bagi para PSK untuk liburan dan berkumpul bersama keluarganya masing-masing. Biasanya, Endang menambahkan, para PSK yang didominasi oleh warga Indramayu itu kembali "pulang" ke Bandung sekitar 10 hari setelah lebaran.
"Mereka juga kan manusia, punya keluarga," ucapnya.
Namun, dia menyesali tindakan pemerintah yang melakukan operasi yustisi kemarin malam. Ia menilai tindakan tersebut sangat arogan. Bersama Wali Kota, aparat gabungan dari Satpol PP dan Polrestabes Bandung, merazia satu persatu rumah warga.
"Tak ada koordinasi sekali dengan pengurus dan petugas RW, mereka main dobrak saja. Masak seorang pemimpin seperti itu?" ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan, tindakan tersebut dilakukan ketika rumah-rumah tidak sedang ada penghuninya. Ia pun menduga, satuan kemanan tidak hanya merazia minuman keras. Tapi barang-barang pribadai yang ada di dalam rumah turut diambil.
"Masa barang-barang seperti laptop, HP, sampai cincin dan Dvd dibawa juga," ucapnya.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Wali Kota Bandung Ridwan kamil beserta 150 satuan pengaman dari Polrestabes Bandung, Satpol PP, dan Kodim melakuakan penyisiran ke Lokalisasi saritem. Penyisiran tersebut dilakukan untuk merazia PSK dan minuman keras menjelang bulan puasa.
Salah satu pemilik rumah yang didobrak oleh razia tadi malam, Hasan, mengatakan kunci pintu rumahnya dijebol oleh aparat. Pada saat razia, Hasan sedang tak berada di rumah. Ia pun menyesali tindakan tersebut. Pasalnya, aparat kemanana sampai masuk ke kamar pribadi miliknya.
"Waktu pulang saya kaget,rumah dan kamar saya sudah di acak-acak," ujarnya. (IQBAL T. LAZUARDI S.)
Sumber: http://ramadan.tempo.co