Wow, Batang Pohon untuk Meriam Karbit Bisa Capai Rp 5 Juta

Pontianak, Kalbar - Meriam Karbit menjadi ciri khas Kota Pontianak, saat mulai dilirik dan difestivalkan oleh Pemerintah Kota Pontianak.

Satu di antara warga yang ikut terlibat dalam pelestarian budaya Meriam Karbit dari Kelompok Ikatan Remaja Kuantan (Ikran), Kaspul Anwar (45) menerangkan bahwa Meriam Karbit saat ini lazim berbahan kayu Mabang, Ulin, dan Batang Kelapa, Meranti dan bahkan kayu Kempas.

Proses pembuatan awalnya, sebatang pohon di chain shaw untuk kemudian dibelah dua, selanjutnya isi dalam bagian tengahnya dikeruk. Sementara dibibir bagian luarnya diberi rotan dan dilapisi karung goni.

"Itu supaya dia ngepres, supaya uapnya ndak keluar nanti yang ditepi-tepinya ini, setelah itu dirapatkan atau di pres, terus disimpai. Kalau dulu bahan kayunya Ulin," terangnya.

Menurut pria yang telah memainkan Meriam Karbit sejak era 80-an ini, bahan baku yang dibutuhkan sebagian besar dibeli kelompoknya di sawmil mini, karena jika membeli di sawmil besar hitungan harga per kubik dengan diameter sekitar 60 cm atau 70cm seharga berkisar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta perbatang pohon.

"Tapi kalau kita beli di tempat kayu bekas, kayunya bisa seharga Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. Bisa kita beli 2 batang,"

Warga RT 05/ RW 11 Kelurahan Benua Melayu Laut, gang Kuantan, Pontianak Selatan ini mengungkapkan bahwa sementara untuk pengikatnya menggunakan rotan, yang dibeli seharga Rp 2.300 perkilo. Yang jika diakumulatifkan untuk digunakan pada pembuatan meriam karbit kelompok ini yang berjumlah 8 meriam, maka akan menghabiskan sekitar 800 kilo.

Dijelaskannya, rata-rata diameter meriam yang ada berkisar 40 cm dan 70cm hingga 80 cm. Sementara panjang meriam berkisar antara lebih dari 5 meter hingga 7 meter.

Meriam yang telah digunakan pada tahun sebelumnya diperbaiki, sementara jika ada kesepakatan untuk membeli lagi, pihaknya membeli meriam yang sudah jadi dan habis pakai seharga sekitar Rp 4 juta.

"Itu kayunya belum jadi, tapi bekas, satunya sekitar Rp 2 juta. Kalau yang beli bekas anak-anak Arang limbung Kubu Raya main, kita beli 3 buah itu seharga Rp 2 juta lebih, hampir Rp 3 juta, jadi satunya berkisar Rp 1 juta perbatang," jelasnya

Anwar mengakui, dengan jumlah pengeluaran biaya yang begitu besar, piahknya mendapatkan pembiayaan dari uang parkir yang dikelola kelompoknya, selain itu pihaknya juga membuat proposal bantuan dana, sehingga mendapatkan sejumlah donatur.

"Yang jelas kita setiap tahun itu ada dana cadangannya. Jadi dengan adanya dana itu kita bekerja agak enak, karena bahan material itu sudah siap semua, warga sini tinggal kerja saja," terangnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts