Solo, Jateng - Sebanyak 100 lebih naskah kuno tentang agama Islam yang selama puluhan tahun tersimpan di perpustakaan Masjid Agung Keraton Surakarta dalam keadaan rusak.
Seluruh naskah yang sebagian besar berbahasa Arab, di antaranya berupa tafsir, nahwu sorof, mawaris, fiqih, hadist dan sebagainya, selain lapuk termakan usia juga banyak yang rusak dimakan rayap.
Perpustakaan Nasional kini tengah melakukan konservasi terhadap naskah-naskah kuno yang disebut sebagai peninggalan Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwono IX dan X di Keraton Surakarta.
"Semua naskah itu merupakan bahan ajar madrasah Mambaul Ulum yang didirikan Sunan Paku Buwono. Meskipun Mambaul Ulum masih ada, naskah-naskah kuno tersebut sudah tidak digunakan sehingga banyak yang dimakan rayap," ujar Ketua Pengurus Masjid Agung Surakarta, M Muhtarom, kepada wartawan, Rabu (26/8/2015).
Perpustakaan Nasional, kini tengah melakukan konservasi naskah kuno tersebut untuk melindungi dan mempertahankan agar naskah yang berharga itu dapat tetap dimanfaatkan.
Sebanyak 10 orang tenaga ahli konservasi naskah dari Perpustakaan Nasional dilibatkan dalam pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan kesabaran ini.
"Naskah-naskah di sini sebagian besar sudah rusak parah dan sangat memprihatinkan. Bahkan ada buku yang dimakan rayap. Kalau tidak dikonservasi akan semakin rusak. Padahal, naskah-naskah ini sangat berharga karena merupakan peninggalan kerajaan, sehingga harus diupayakan dilestarikan" tutur Kasubid Reproduksi Perpustakaan Nasional, Pristiawati.
Proses konservasi yang kondisinya sudah rusak tersebut, di antaranya dengan cara laminasi atau melapisi naskah dengan bahan plastik.
Selain itu, konservasi terhadap naskah berupa buku dilakukan dengan menjilid kembali. Diperkirakan proses konservasi membutuhkan waktu cukup lama, karena penangannya harus hati-hati.
"Jika tidak ekstra hati-hati akan tambah rusak, karena kertasnya yang lapuk dan lengket mudah sobek," jelasnya.
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com