Jakarta - Festival Pulau Penyengat (FPP) akan digelar pada 20-24 Februari 2016. Rencananya, enam negara akan turut berprestasi dalam penyelenggaraan festival ini. Festival ini diselenggarakan di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.
"Dari laporan yang saya terima, dari luar negeri ada 170 orang. Bahkan mungkin akan lebih. Tanjungpinang diuntungkan karena letak geografis yang berdekatan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam siaran pers yang diterima KompasTravel , Selasa (16/2/2016).
Arief memaparkan penyelenggaraan ini bertujuan untuk memasarkan Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Ia memberikan target kunjungan wisatawan mancanegara pada penyelenggaraan Festival Pulau Penyengat ini yakni 10.000 wisatawan mancanegara.
Kepala Dinas Parwisata Provinsi Kepulauan Riau Guntur Sakti mengatakan, Festival Pulau Penyengat akan menghadirkan berbagai kegiatan pendukung seperti membaca Gurindam 12, baca puisi, cerdas cermat pantun, penyajian sejarah, gasing, melukis, klinik sastra, dan seminar kebudayaan.
Selain itu, acara lain yang dihadirkan adalah lomba jong, sampan layar, dayung, renang tradisional, pukul bantal, tambat itik, layang-layang dan renang juga ikut digelar. Sementara lomba fotografi, kuliner, fashion show busana Melayu, dan cerita rakyat juga dapat diikuti di festival ini.
"Peserta FPP akan dibagi ke beberapa titik. Lomba ngambat itik, sampan layar, pukul bantal, kuliner, layang-layang dan fashion show akan dipusatkan di kawasan Balai Adat," urai Guntur.
Khusus seminar kebudayaan yang diusung dalam festival ini akan membedah Gurindam 12- karya Raja Ali Haji. Sejumlah tokoh lintas agama, cendekiawan, sejarawan, budayawan, sastrawan, akademisi, dan ilmuwan akan terlibat untuk ikut membahas karya agung Pahlawan Nasional bidang Bahasa Raja Ali Haji.
Sementara Pelabuhan Penyengat akan menjadi venue lomba pidato sadar wisata, cerdas cermat pantun, penyajian sejarah, membaca puisi dan renang tradisional.
"Lomba Jong akan digelar di Kampung Bulang. Lomba gasing di Kampung Datuk. Untuk fotografi, pompong hias dan becak hias di wilayah lain yang berdekatan dengan Kampung Bulang," terang Guntur.
Selain aneka kesenian dengan muatan budaya khas Melayu di Festival Pulau Penyengat, terdapat pula lomba perahu layar yang kini justru berkembang di luar Pulau Penyengat. Dia mencontohkan seperti di Pulau Belakang Padang, Batam, dan bahkan hingga ke Johor di Malaysia.
Sumber: http://travel.kompas.com