Jakarta - Meski gagal menciptakan wilayah Johar Baru, ‘bebas’ dari tawuran melalui festival budaya di tahun sebelumnya. Namun, Pemkot Jakarta Pusat bersama Sekolah Kesenian Johar Baru (SKJB) kembali mengelar kegiatan tersebut, Minggu (14/2) pagi.
Sehingga, tidak sedikit warga dan tokoh masyarakat sekitar pun menilai kegiatan tersebut sebatas ceremonial belaka. “Apaan yang tampil itu anak-anak yang memang tidak terlibat langsung tawuran. Jadi memang tidak tepat sasaran, harusnya kan yang dibina itu mereka yang terlibat,” kritik salah satu warga.
Festival Budaya Kampung Johar Baru, untuk kali keduanya mengangkat tema ‘Warna-Warni Johar Baru’ bertempat di Jalan Tanah Tinggi. Kegiatan dengan tujuan memberikan wadah berekreasi bagi pemuda Johar Baru agar tidak kembali tawuran tersebut, diisi dengan berbagai kesenian dan pawai keliling kampung.
Walikota Mangara Pardede, yang membuka langsung festival menegaskan kegiatan tersebut merupakan salah satu dari berbagai macam upaya pemerintah untuk menghilangkan stigma Johar Baru sebagai kampung tawuran. “Dan memang kita menggandeng UI, berharap dapat meminalisir tawuran,” katanya.
Sebelumnya, ditahun 2015 Pemkot Jakarta Pusat dengan SKJB yang berada dibawah binaan Sosiolog UI, Prof.Paulus menggelar Festival Johar Baru. Namun, malam setelah kegiatan berlangsung aksi tawuran kembali pecah dan mengakibatkan 3 rumah terbakar.
Sumber: http://poskotanews.com