Bengkulu - Provinsi Bengkulu mempunyai adat istiadat dan budaya yang sangat banyak. Namun, adat istiadat Bengkulu saat ini telah banyak yang hilang. Modernisasi dan kurangnya pendidikan merupakan penyebab utamanya.
“Saat ini kita sudah sangat jarang melihat kebudayaan Bengkulu digunakan. Seperti di acara pernikahan, khitanan dan lainnya. Perilaku anak-anak Bengkulu sendiri juga banyak yang melanggar norma dan adat istiadat yang ada,” ujar Ujang Samsul, Wakil Ketua BMA Kota Bengkulu, Senin (22/2).
Ujang Samsul mengatakan, globalisasi dan kemajuan teknologi menjadi penyebab hilangnya adat istiadat di Provinsi Bengkulu. Serta kurangnya pendidikan norma, adat istiadat dan perilaku santun kepada anak juga sebagai penyebabnya. “Anak-anak sekarang mempunyai perilaku yang tidak sesuai dengan norma dan adat istiadat, seperti perilaku tidak santun kepada guru, orang tua dan teman-temannya,” ungkapnya.
Pendidikan yang harus diberikan kepada seorang anak bukan hanya pendidikan umum sekolah, namun ilmu adat istiadat, norma dan budaya juga harus diberikan. Karena pendidikan sekolah tidak cukup untuk mendidik seorang anak mentaati aturan norma dan adat istiadat. “Pendidikan yang paling utama adalah pendidikan dari keluarga, karena sebagian besar aktivitas anak berada di lingkungan keluarga,” ungkapnya.
Adat istiadat saat ini tidak terlalu dipedulikan oleh masyarakat Bengkulu, baik anak-anak maupun orang tua. Masyarakat Bengkulu lebih mengutamakan teknologi modernisasi dalam kehidupannya, seperti acara pernikahan.
“Acara pernikahan di Bengkulu saat ini jarang ditemukan memakai adat dan budaya Bengkulu, mereka lebih memilih memakai organ dan teknologi musik lainnya,” tuturnya.
Adat istiadat dinilai sebelah mata, serta aktivitas adat itu sendiri dianggap merepotkan. Hal inilah yang menyebabkan semakin mirisnya kedudukan adat istiadat di Kota Bengkulu saat ini. Pihak Badan Musyawarah Adat (BMA) Kota Bengkulu sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat Bengkulu, namun tetap tidak efektif untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya adat dan budaya Bengkulu. “Adat istiadat dan Budaya Bengkulu
mempunyai filosofi yang sangat banyak, serta mempunyai arti yang tertuju pada sisi agama. Sehingga sebuah acara yang diwarnai dengan adat istiadat akan menjadi lebih indah dan bermakna. Bukan malah merepotkan pemilik acara tersebut,” jelasnya.
Adat istiadat dan budaya merupakan aset yang tak ternilai harganya, karena adat dan budaya menjadi ciri khas daerah itu sendiri. Dimana tidak dipunyai oleh daerah lain, sehingga sudah sepantasnya untuk tetap dilestarikan dan dikembangkan.
“Nasib adat istiadat dan budaya Bengkulu ada ditangan para generasi penerus, yakni anak-anak Bengkulu. Peningkatan ilmu pengetahuan anak tentang adat istiadat dan budaya harus terus dilakukan, baik dari praktik maupun materi budaya itu sendiri,” pungkasnya.
Sumber: http://bengkuluekspress.com