Aruk, Kalbar - Sekitar 5.000 orang memadati pentas Festival Wonderful Indonesia di pariwisata perbatasan Aruk, Sambas, Kalimantan Barat. Perbatasan Indonesia-Malaysia itupun berubah menjadi lautan manusia. Mereka berbaur, baik yang ber-KTP Indonsia maupun yang beridentitas Negeri Seberang Malaysia.
Suasana perbatasan yang titik koordinatnya sekitar 300 kilometer dari pusat Kota Pontianak itu betul-betul heboh. Pentas musik yang diprakarsai Kemenpar itu menghibur semua pendatang dan warga setempat. Para pedagang dan usaha kecil yang ada di Aruk juga ikut mengambil peran, mendapatkan manfaat terbesar.
Mereka berharap, kegiatan semacam Festival Wonderful Indonesia ini lebih sering digelar di perbatasan Aruk. "Kemenpar akan terus menggelar kegiatan di banyak titik di perbatasan, bukan hanya di Aruk, tapi juga di lokasi strategis lainnya," ungkap Menpar Arief Yahya yang terus memantau dari Jakarta.
Jika dari jumlah wisman dari Malaysia, di acara "man made" itu besar, kata Arief Yahya, itu sudah diperkirakan sebelumnya. Bukan hanya soal jumlah wisman yang berkunjung, lebih jauh dari itu event-event ini bisa men-drive ekonomi masyarakat. "Ketika banyak orang datang, demand akan tercipta, dan saya tidak khawatir dengan supplay-nya. Masyarakat pasti menemukan kreasinya sendiri untuk mengambil manfaat commecial value-nya," jelas Arief.
Great Batam, yang meliputi Batam dan Bintan pun didorong lebih banyak event dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pagelaran musik hang dibungkus dengan acara Festival cukup memikat negara tetangga, Singapore dan Malaysia untuk hadir lebih banyak. Apalagi begitu banyak artis dan musisi Indonesia yang terkenal di dua negara tetangga itu. Ada Afgan, Rossa, Raisa, Wali, Noah, dan lainnya sangat tersohor di Negeri Seberang.
Bukan hanya musik yang bisa menarik banyak orang. Olahraga seperti marathon, golf, 10-K dan lainnya juga bisa menjadi cara untuk menghadirkan lebih banyak wisman di negara tetangga. "Kesamaan budaya, keselarasan selera, antardua negara yang berdampingan, juga memperkuat sesama orang Melayu," tandasnya.
Asumsikan, musik dan festival itu sebagai pendobrak. Selebihnya, ketika sudah sering berkunjung ke Indonesia, mereka bisa lebih banyak mengeksplorasi objek wisata lain di dekat perbatasan. "Inilah yang dimaksud dengan Border Tourism," kata dia.
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com