Indonesia Siap Tampil di Festival Budaya Terbesar di Eropa

Jakarta - Indonesia siap menjadi guest country pada festival budaya terbesar di Eropa, EUROPALIA 2017, yang akan berlangsung selama empat bulan berturut-turut di berbagai kota di kawasan benua itu.

"Festival tersebut akan menyajikan berbagai karya seni mulai dari musik, lukis, fotografi, film, teater, tarian, sastra, arsitektur, fashion hingga gastronomi," kata Sekretaris Dua Pensosbud KBRI Brusel, Ade Rina Chaerony-Herdiyanto, Kamis (3/03/2016).

Hal itu sebagaimana disampaikan Deputy Chief of Mission (DCM) RI di Brussel, Ignacio Kristanyo Hardojo, yang secara resmi mengumumkan Indonesia sebagai guest country festival budaya terbesar di Eropa, EUROPALIA 2017.

Menurut Sekretaris Dua Pensosbud KBRI Brusel, Ade Rina Chaerony, pengumuman tersebut digelar dalam acara yang berformat cocktail ala Indonesia mengambil tema "Strengthening Indonesian and Belgian Ties: Festival Europalia-Indonesia 2017 and Belgian Economic Mission 2016". Acara itu dihadiri General Manager Europalia International, Baroness Kristine de Mulder dan Chief of Belgian Foreign Trade Agency, Mr Marc Bogaerts.

Pemerintah Indonesia menunjuk mantan Dubes RI, Makarim Wibisono, sebagai General Coordinator bekerja sama dengan General Coordinator Europalia International mempersiapkan konsep promosi budaya Tanah Air.

Dalam rangka Festival Europalia Indonesia 2017, setelah secara resmi Turki menyelesaikan rangkaian kegiatannya sebagai guest country Europalia 2015, Ignacio Kristanyo Hardojo, menyampaikan bahwa Indonesia siap bekerja sama dengan Europalia untuk menyajikan karya seni dan pertunjukan warisan budaya terbaik Tanah Air.

Setelah penandatanganan MoU pada tahun 2015, persiapan festival telah mulai dilakukan dan terus berlangsung hingga saat ini. Kurator seni Indonesia dan Eropa berulangkali melakukan saling kunjung untuk persiapan materi festival.

Europalia Indonesia 2017 ditargetkan menampilkan pertunjukan seni dan budaya dengan ragam dan kualitas yang bukan hanya mengacu pada satu budaya tertentu namun dari berbagai karya budaya terbaik bangsa Indonesia.

Festival akan diselenggarakan selama empat bulan dari Oktober 2017 hingga Januari 2018 berturut-turut di berbagai kota di Eropa, dan akan menyajikan berbagai karya seni mulai dari musik, lukis, fotografi, film, teater, tarian, sastra, arsitektur, fashion hingga gastronomi.

Dalam kesempatan itu Kristanyo Hardojo menekankan pentingnya keikutsertaan diaspora Indonesia dalam penyelenggaraan festival ini sebagai bagian dari penyebaran budaya yang lebih luas dan mendalam.

Indonesia merupakan negara kedelapan di luar Uni Eropa, dan negara ASEAN pertama yang menjadi negara tamu setelah Jepang (1989), Meksiko (1993), Rusia (2005), China (2009), Brasil (2011), India (2013) dan Turki (2015).

Dalam acara cocktail juga ditampilkan tari Saman yang dipersembahkan grup tari anak-anak Tamasya Brussel, kuliner khas Indonesia, serta hasil foto relief Borobudur dari fotografer Belgia Caroline Leloup yang merekam detail setiap relief candi itu untuk dapat dinikmati secara dekat dalam foto berukuran ­1x3 m.

-

Arsip Blog

Recent Posts